Analisis Total Productive Maintenance Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Pada Mesin Unigrator DI PG Semboro
Abstract
Tahapan proses dalam pengolahan tebu menjadi gula di pabrik gula Semboro diawali dari selektor, stasiun timbangan, stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun kristalisasi, stasiun putaran, dan stasiun pengemasan. Dari beberapa stasiun yang diatas yaitu pada stasiun penggilingan khusunya di mesin unigrator yang harus diperhatikan. Sebab downtime yang ada pada mesin unigrator di bulan mei sudah mencapai angka 5,25 jam dalam jangka 15 hari. Karena dalam prosesnya banyak mnegalami kerusakan misalnya holder hammer unigrator putus dan turbin unigrator sering trip. Selain downtime yang tinggi, proses produksi untuk di bulan Mei tahun 2018 saja berkisar 60459,07 ton dan tingkat efisiensi yang masih dibawah rata-rata yaitu 78,44% sedangkan standar dari yang ditentukan oleh pabrik sendiri ialah 85% mengikut standar internasional.
Banyak metode telah dikembangkan untuk mendukung peningkatan proses produksi, salah satu metode yaitu Total Production Maintenance (TPM) yang dikembangkan oleh S. Nakajima seorang industrialisasi asal Jepang. TPM memiliki tujuan meningkatkan keefektifan peralatan produksi berdasarkan gagasan bahwa enam jenis kerugian bisa diidentifikasi dan dikurangi seperti kegagalan peralatan, pengaturan dan waktu penyesuaian, penghentian kecil, mengurangi kecepatan peralatan, cacat dalam proses, dan hasil berkurang (Nakajima, 1984). TPM juga memperkenalkan metode sistematis untuk mengukur efektivitas peralatan sebagai tulang punggung untuk menghilangkan kerugian ini atau disebut dengan Overall Equipment Efektiveness (OEE). Dengan terus mengukur efektivitas peralatan, sinyal pemantauan disediakan untuk manajer produksi dan operator yang memungkinkan
mereka bereaksi dengan cepat pada akhirnya gangguan produksi dan yang melayani untuk menyiapkan media dan program peningkatan berkelanjutan jangka panjang.
Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan nilai OEE pada mesin unigrator selama bulan Mei hingga September 2018 diperoleh rata-rata nilai performance 85,75%, availability 98,87% dan quality 99,9% dan nilai OEE sebesar 84,69%. Jika dibandingkan dengan world class manufacture yang berstandar nilai 85%, maka nilai OEE tersebut masih dibawah standar world class manufacture dan menunjukkan bahwa produktivitas mesin unigrator masih rendah. Berdasarkan hasil perhitungan six big losses untuk mengetahui kerugian dominan penyebab turunnya produktivitas mesin unigrator selama bulan Mei hingga September 2018 diperoleh nilai faktor breakdown losses sebesar 2,91%, setup and adjustment sebesar 0,46%, idling minor stoppage sebesar 2,38, reduced speed losses sebesar 70,13%, reduced yield losses sebesar 0% dan processed defect losses sebesar 0%. Faktor six big losses yang paling dominan menyebabkan turunnya nilai OEE pada produktivitas mesin unigrator adalah reduced speed losses dengan nilai sebesar 70,13%. Pada analisa rekomendasi perbaikan pada mesin unigrator khusunya di bagian hummer unigrator yang sering mengalami putus adalah salah satu cara untuk meningkatkan kekerasan dari material tersebut yaitu dengan cara memberi perlakuan preheating tanpa tempering. Sedangkan untuk mengurangi tingkat korosivitas yaitu dengan menambahkan pelapis berupa cat meni (zinc chromate) adalah deretan meni besi, zinc chromate mengandung pigment zinc yang mempunyai sifat karakteristik anti korosi yang sangat baik serta dipadukan dengan resin alkyd sehingga aplikasi zinc chromate dapat berfungsi sebagai cat anti korosi.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]