Analisis Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Open Ended Materi Persegi Panjang Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Abstract
Masalah matematika adalah suatu situasi yang memerlukan tindakan,
namun tidak dapat langsung memecahkan suatu permasalahan terhadap situasi
tersebut. Pemecahan masalah adalah upaya seseorang dalam mencari suatu solusi
untuk memecahkan suatu masalah berdasarkan aturan-aturan atau prosedur yang
telah ada. Kemampuan berpikir kreatif sangat penting di dunia pendidian.
Kemampuan berpikir kreatif membuat peserta didik mampu melihat persoalan
dari berbagai perspektif dan mampu memecahkan masalah dengan berbagai
alternatif.
Gaya belajar adalah salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan
dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar yang dimiliki individu menentukan
bagaimana indvidu tersebut mampu menyerap berbagai informasi yang diberikan.
Gaya belajar ada 3 jenis yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan
gaya belajar kinestetik. Gaya belajar visual lebih mengandalkan mata atau
penglihatan, gaya belajar auditorial mengandalkan telinga atau pendengaran, dan
gaya belajar kinestetik mnegandalkan suatu gerakan atau tindakan langsung.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif
kualitatif karena untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa SD
Muhammadiyah 1 Jember kelas V dalam memecahkan masalah open ended
materi persegi panjang ditinjau dari gaya belajar siswa. Subjek penelitian ini yaitu
6 siswa kelas VC di SD Muhammadiyah 1 Jember, 6 siswa tersebut dianalisis dan
dilakukan wawancara secara mendalam. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu angket gaya belajar, masalah open ended materi persegi
panjang, dan pedoman wawancara. Berdasarkan analisis data dan pembahasan tentang proses berpikir kreatif
siswa dalam memecahkan masalah open ended berdasarkan tahapan Wallas
ditinjau dari gaya belajar di SD Muhammadiyah 1 Jember adalah berbeda-beda.
Perbedaan ini dapat diketahui dari cara subjek untuk memahami permasalahan
berbeda-beda sehingga proses yang dilakukan dalam memahami informasi awal,
merencanakan ide penyelesaian serta dalam melaksanakan penyelesaian berbedabeda.
Siswa dengan gaya belajar visual mampu melewati setiap tahapan berpikir
kreatif Wallas dengan baik dan mampu memenuhi tiga indikator berpikir kreatif.
Siswa bergaya belajar visual mampu menuliskan hasil jawaban dengan sitematis
dan rinci dari apa yang diketahui dari soal sampai jawaban akhir pada tahap
verifikasi, membuktikan bahwa siswa mampu memahami semua soal dengan baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat DePorter & Hernacki (2013) yang mengatakan
bahwa siswa bergaya belajar visual mempunyai ciri-ciri rapi, teratur dan teliti.
Siswa dengan gaya belajar auditorial mampu melewati setiap tahapan
berpikir kreatif Wallas dengan baik dan mampu memenuhi tiga indikator berpikir
kreatif. Siswa bergaya belajar auditorial saat mengerjakan tes membaca soal tes
dengan keras. Hal ini sesuai dengan pendapat DePorter & Hernacki (2013) yang
mengatakan bahwa siswa bergaya belajar auditorial mempunyai ciri-ciri
menggerakkan bibir mereka dan membaca soal dengan lantang.
Siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu melewati setiap tahapan
berpikir kreatif Wallas dengan baik dan mampu memenuhi tiga indikator berpikir
kreatif. Siswa membaca soal dengan bantuan jari telunjuk. Hal ini sesuai dengan
pendapat DePorter & Hernacki (2013) yang mengatakan bahwa siswa bergaya
belajar kinestetik mempunyai ciri-ciri menggunakan jari-jari sebagai petunjuk
ketika membaca.
Siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik mampu
melewati setiap tahapan berpikir kreatif Wallas dengan baik dan mampu
memenuhi 3 indikator berpikir kreatif dari 4 indikator. Walaupun semua subjek
mampu melewati semua tahapan berpikir kreatif Wallas dan mampu melewati 3
indikator berpikir kreatif tetapi cara dan hasil berpikir mereka tetap berbeda-beda