Perbandingan Penempatan Dinding Geser Terhadap Kinerja Struktur Menggunakan Analisis Pushover (Studi Kasus: Gedung Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Jember)
Abstract
Dari permasalahan gempa yang terjadi di Indonesia, maka perencanaan
struktur gedung tahan gempa harus diperhatikan, khususnya untuk gedung tinggi.
Untuk mereduksi gaya gempa yang berupa gaya lateral maka ditambahkanlah
komponen struktur yaitu dinding geser (shear wall) yang dapat meningkatkan
kekakuan bangunan. Ketika dinding geser ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu
yang cocok dan strategis, dinding tersebut dapat lebih optimal untuk mereduksi
simpangan hosrisontal. Pushover analisis adalah suatu analis ststic nonlinier
dimana pengaruh gempa rancana terhadap struktur bangunan gedung dianggap
sebagai beban-beban statik yang menagkap pada pusat massa masing-masing
lantai,yang nilainya ditingkatlkan berangsur angsur sampai melampaui
pembebanan yang menyebabkan pelelehan (sendi plastis) pertama di dalam struktur
gedung.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan nilai gaya
dalam, perpindahan antar lantai (drift) dan simpangan horisontal (displacement)
pada stuktur dengan perbedaan penempatan dinding geser (shear wall). Selain itu
untuk mengetahui kinerja struktur gedung dengan perbedaan penempatan dinding
geser (shear wall) menggunakan analisis pushover.
Hasil dari penelitian ini didapat momen maksimum balok berada pada frame
357 di semua model modifikasi. Model modifikasi 3 dengan momen terbesar
dibanding model modifikasi 2 dengan selisih 473,23 kgm dan model modifikasi 1
dengan selisih 485,39 kgm. Sedangkan untuk aksial kolom tebesar terdapat pada
model modifikasi 1 dibanding dengan model modifikasi 3 dengan selisih 15886,27
kg dan model modifikasi 2 dengan selisih 19779,44 kg.
Urutan displacement terkecil untuk arah x adalah model modifikasi 2, model
modifikasi 3, dan model modifikasi 1 dengan nilai masing -masing 38,8268 mm,
38,9506 mm, dan 39,1285 mm. Dari nilai tersebut didapat selisih dengan urutan
0,31 % dan 0,45 %. Sedangkan untuk arah y, Urutan displacement terkecil untuk
arah x adalah model modifikasi 2, model modifikasi 1, dan model modifikasi 3
dengan nilai masing -masing 18,9018 mm, 19,5867 mm, dan 19,748 mm. Dari nilai
tersebut didapat selisih dengan urutan 0,81 % dan 0,81 %.
Urutan drift terkecil untuk arah x adalah model modifikasi 2, model
modifikasi 3, dan model modifikasi 1 dengan nilai masing -masing 22,57 mm,
22,68 mm, dan 22,71 mm. Dari nilai tersebut didapat selisih dengan urutan 0,49 %
dan 0,16 %. Sedangkan untuk arah y, Urutan drift terkecil untuk arah x adalah
model modifikasi 2, model modifikasi 1, dan model modifikasi 3 dengan nilai
masing -masing 9,84 mm, 9,97 mm, dan 10,15 mm. Dari nilai tersebut didapat
selisih dengan urutan 1,35 % dan 1,74 %.
Berdasarkan hasil grafik analisis pushover, semua pemodelan struktur
bangunan dalam kondisi aman. Hal ini ditunjukkan displacement performance
point pada evaluasi kinerja tidak ada yang melebihi syarat pada SNI-1726-2012
dan sendi plastis maksimal berwarna biru yang termasuk dalam level kinerja
operasional Immediate Occupancy (IO) serta Drift Ratio tidak melebihi 0,01 untuk
batas maksimal tingkat kerusakan Immediate Occupancy (IO) pada ATC-40. Hal
ini menunjakan bahwa saat terjadi gempa rencana, gedung terjadi kerusakan yang
kecil atau tidak berarti pada struktur dan kekakuan struktur hampir sama pada saat
belum terjadi gempa.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]