Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Historical Comprehension Dan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS 3 di SMA Negeri Jenggawah Tahun Ajaran 2017/2018
Abstract
Tujuan penting dari pembelajaran sejarah adalah kualitas pemahaman
sejarah (historical comprehension) peserta didik. Proses pembelajaran berkenaan
dengan upaya memperkenalkan peserta didik terhadap disiplin ilmu sejarah yang
berkaitan dengan ruang, waktu dan peristiwa. Pendidik dalam mencapai tujuan
pembelajaran sejarah berorientaasi pada tuntutan Kompetensi Dasar (KD),
sehingga pendidik berusaha menyelesaikan seluruh materi yang harus dipelajari
tanpa memperhatikan apakah tujuan pembelajaran sejarah sudah tercapai oleh
peserta didik atau belum. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti, pembelajaran sejarah pada kelas XI IPS 3 di SMA Negeri Jenggawah
memiliki permasalahan terkait dengan rendahnya historical comprehension dan
nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang belum mencapi kriteria ketuntasan
minimun (KKM) sehingga tujuan pembelajaran sejarah belum tercapai
sepenuhnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, model discovery learning
digunakan untuk meningkatkan historical comprehension dan hasil belajar peserta
didik.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah model discovery
learning dapat meningkatkan historical comprehension peserta didik pada mata
pelajaran sejarah kelas XI IPS 3 di SMA Negeri Jenggawah tahun ajaran
2017?2018; (2) apakah model discovery learning dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS 3 di SMA Negeri
Jenggawah tahun ajaran 2017/2018.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 3 di SMA
Negeri Jenggawah dengan jumlah 34 peserta didik. Desain penelitian dengan
menggunakan skema model Hopkins yang memiliki empat fase yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus.
Metode pengumpulan data menggunakan model observasi, wawancara,
dokumentasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan (1) persentase historical comprehension
peserta didik pada indikator mengidentifikasi sumber sejarah dan menilai
kredibilitasnya pada siklus 1 sebesar 49,3% pada siklus 2 meningkat menjadi
64,7% dan pada siklus 3 meningkat menjadi 77,2%. Pada indikator
menggambarkan kembali makna dari peristiwa sejarah pada siklus 1 sebesar
69,11% pada siklus 2 meningkat menjadi 78,68 dan pada siklus 3 meningkat
menjadi 85,29%. Pada indikator membaca cerita sejarah secara imajinatif pada
siklus 1 sebesar 57,35% pada siklus 2 meningkat menjadi 74,27% dan pada siklus
3 meningkat menjadi 80,15%. Pada indikator menghargai perspektif sejarah pada
siklus 1 sebesar 52,94% pada siklus 2 meningkat menjadi 66,91% dan pada siklus
3 meningkat menjadi 75%; (2) Hasil belajar peserta didik pada siklus 1
memperoleh rata-rata sebesar 73,82 mengalami peningkatan sebesar 3,16%. Pada
siklus 2 sebesar 76,62 mengalami peningkatan sebesar 3,79% dan pada siklus 3
sebesar 78,68 atau mengalami peningkatan sebesar 2,69%.
Kesimpulan hasil penelitian: (1) penerapan model discovery learning dapat
meningkatkan historical comprehension peserta didik kelas XI IPS 3 di SMA
Negeri Jenggawah pada mata pelajaran sejarah; (2) penerapan model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar sejarah peserta didik kelas XI IPS 3 di
SMA Negeri Jenggawah pada mata pelajaran sejarah.
Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan peserta didik untuk terus
meningkatkan historical comprehension agar memahami makna dari nilai-nilai
sejarah, pendidik mampu mengembangkan model discovery learning sebagai
alternatif pembelajaran, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan kajian lebih
mendalam tentang model discovery learning dan historical comprehension serta
historical thinking.