Analisis Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Spldv Berdasarkan Taksonomi Solo Ditinjau Dari Tingkat Efikasi Diri
Abstract
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima informasi
atau memberikan respon terhadap suatu permasalahan khususnya dalam mata
pelajaran matematika. Perbedaan tersebut dapat didasari karena tingkat efikasi diri
siswa yang berbeda-beda. Tingkat efikasi diri siswa dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Perbedaan ini juga mampu mempengaruhi
kegiatan berpikir siswa yang erat kaitannya dengan level berpikir siswa yang diukur
menggunakan taksonomi pendidikan. Chan, et al. (2002), menyatakan bahwa
taksonomi SOLO adalah taksonomi pendidikan yang cocok untuk mengatur
berbagai jenis hasil pembelajaran. Taksonomi SOLO ini mengklasifikasikan
kemampuan siswa menjadi 5 level yaitu prestruktural, unistruktural,
multistruktural, relasional dan abstrak diperluas.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan level berpikir siswa dalam
menyelesaikan soal SPLDV berdasarkan taksonomi SOLO ditinjau dari tingkat
efikasi diri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 38 siswa kelas VIII D SMP Negeri 2
Jember. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22-24 April 2019. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dan tes kepada seluruh siswa
serta metode wawancara kepada beberapa siswa yang dipilih secara acak dan
mewakili dari masing-masing tingkat efikasi serta masing-masing level berpikir
taksonomi SOLO yang dicapai siswa pada masing-masing nomor soal. Instrumen
penelitan berupa angket efikasi diri, soal tes SPLDV, pedoman wawancara serta
lembar validasi.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
siswa dengan efikasi diri rendah 25% berada pada level unistruktural, 50%
mutistruktural dan 25% relasional. Siswa yang berada pada level unistruktural
hanya mampu menuliskan informasi pada soal dan kurang memahami materi. Siswa yang berada pada level multistruktural cenderung bingung dalam memahami
maksud soal level relasional dan soal level abstrak diperluas. Siswa yang berada
pada level relasional mampu menjawab soal sampai level relasional dengan rinci
namun tidak bisa dalam mengerjakan soal level abstrak diperluas. Siswa dengan
efikasi diri tinggi 25% berada pada level multistruktural, 25% relasional dan 50%
abstrak diperluas. Siswa yang berada pada level multistruktural mengerjakan
dengan rinci soal level multistruktural tersebut. Siswa yang berada pada level
relasional mampu mengerjakan soal dengan tepat meskipun ada sedikit kesalahan
dikarenakan siswa kurang teliti dan siswa pada level ini tidak bisa mengerjakan soal
level abstrak diperluas. Siswa yang berada pada level abstrak diperluas, mampu
mengerjakan soal secara rinci dan urut sesuai langkah pengerjaannya. Siswa dengan
efikasi diri sedang 23,21% berada pada level multistruktural, 64,29% relasional dan
12,5% abstrak diperluas. Siswa yang berada pada level multistruktural memberikan
jawaban secara rinci, namun siswa salah dalam memahami informasi yang
digunakan untuk menyelesaikan soal level relasional. Siswa yang berada pada level
relasional mampu menjawab pertanyaan dengan cara yang tepat, namun pada saat
mengerjakan soal level abtrak diperluas, siswa mampu menjelaskan tahapan
pengerjaannya, namun siswa salah dalam mengolah informasi untuk
menyelesaikannya. Siswa yang berada pada level abstrak diperluas kurang lengkap
dalam menuliskan informasi yang digunakan dalam menjawab soal, namun dapat
menjawab soal tersebut dengan tepat.