Pengembangan Budaya Masak Abereng dalam Peningkatan Status Gizi Balita Stunting di Desa Glagahwero, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember dengan Pendekatan Agronursing
Date
2019-05-01Author
RASNI, Hanny
SUSANTO, Tantut
NUR, Kholid Rosyidi Muhammad
ANOEGRAJEKTI, Novi
Metadata
Show full item recordAbstract
Masyarakat Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat agraris dengan hubungan
kekeluargaan yang erat. Masyarakat agraris umumnya saling membantu dan menolong secara bersamasama,
yang
dikenal
dalam
bahasa
Madura
sebagai
abereng.
Tujuan
pengabdian
masyarakat
dan
penelitian
ini
adalah
menjadikan
kegiatan
masak
abereng
sebagai
potensi
masyarakat
desa
dalam
peningkatan
status
gizi balita stunting di Desa Glagahwero dengan pendekatan agronursing. Kegiatan berlangsung pada 4
Oktober – 14 Desember 2018 dan diikuti oleh 60 peserta (40 ibu beserta anak balitanya yang kurang
gizi, 15 kader kesehatan penggerak posyandu, dan 5 perangkat desa). Pendekatan agronursing digunakan
dalam mengidentifikasi sumber bahan makanan lokal desa yang dapat diolah bersama sebagai makanan
yang bernilai gizi tinggi untuk balita. Rangkaian kegiatan terdiri dari sosialisasi, pelatihan, pembentukan
kelompok penggiat masak, serah terima alat masak dan wadah makan, serta kegiatan masak bersama yang
dilanjutkan makan bersama anak-anak balita dengan status nutrisi yang telah diukur. Rangkaian kegiatan
tersebut dilakukan seminggu sekali selama sebulan. Dari 40 balita yang mengikuti kegiatan, hanya 20 balita
yang rutin dan aktif mengikuti kegiatan selama 4 minggu masak abereng. Sebelum mengikuti program
masak abereng, balita yang menjadi peserta dalam kegiatan ini mengalami kekurangan berat badan 1.0006.000
g
berdasarkan
usia
dan
jenis
kelamin
(sesuai
standar
NCHS
WHO).
Menu-menu
yang
dimasak
sesuai
dengan
potensi
masyarakat
dan
memiliki
kandungan
protein,
vitamin,
dan
mineral
yang
tinggi.
Setelah
kegiatan
masak
abereng
dilakukan
sebanyak
4
kali
selama
satu
bulan,
terdapat
kenaikan
berat
badan
2001.000
g.
Masyarakat
dan
keluarga
mampu
menggali
potensi,
mengolah,
dan
menyajikan
makanan
lokal
dari
hasil
pertanian
sebagai
makanan
bernilai
gizi
untuk
balita.
Masak abereng
dapat
dijadikan
sebagai
sarana
untuk
meningkatkan status gizi balita stunting dengan pendekatan agronursing. Perilaku kemandirian
masyarakat dalam peningkatan status gizi balita memerlukan tindak lanjut dari tenaga kesehatan dan
akademisi secara berkelanjutan sehingga dapat menyelesaikan masalah kekurangan gizi pada anak.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]