Konstruksi Pengetahuan Siswa Mengenai Bencana Melalui Kurikulum 13
Abstract
Bencana merupakan peristiwa yang bisa datang kapan dan dimana saja
tampa bisa kita prediksi. Selain dapat memakan korban dampak dari bencana juga
dapat memgakibatkan kerugian pada alam atau lingkungan, hilangnya harta benda
serta kerugian baik dari segi ekonomi, sosial bahkan psikologis. Kesiapsiagaan
atau tanggap bencana sangatlah dibutuhkan pada masyarakat untuk bisa
menanggulangi sebuah bencana yang dapat terjadi kapan dan dimana saja.
Masyarakat juga harus mampu mengenali potensi-potensi bencana yang berada di
sekitar untuk mengurangi dampak dari bencana. Kerentanan yang ada pada
masyarkat harus ditingkatkan, kerentanan yang dimaksud disini adalah
masyarakat yang termasuk dalam kategori rentan dalam hal ini anak-anak. anakanak
masuk dalam kategori masyarakat rentan yang membutuhkan perlindungan
khusus. Untuk meningkatkan kapasitas pada seorang anak perlu adanya
pendidikan mengenai bencana sejak dini dan itu bisa diterapkan pada sekolahsekolah
dimana tempat seorang anak mendapatkan pendidikan dan membentuk
karakter. Seperti yang ada pada Kurikulum 13 dimana di dalam buku paket
terdapat materi mengenai bencana.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan konstruksi
pengetahuan siswa mengenai bencana melalui kurikulum 13. Hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan referensi pihak-pihak yang melakukan kajian atau
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan bencana
terutama dalam pengetahuan bencana pada anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di dua sekolah dasar di
Kec. Sumbersari Kabupaten Jember diantaranya SD. Islam Terpadu Jember dan
SD. Muhammadiah 01 Jember yang menerapkan kurikulum 13 sebagai acuan
dalam proses belajar mengajar. Adapun teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Informan utama dalam
penelitian ini adalah guru dan juga siswa. Kemudian metode pengumpulan data
menggunakan wawancara observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis
datanya menggunakan cara trianggulasi data.
Hasil dari penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah tersebut ada
beberapa sekolah yang tidak hanya sekedar menerapkan materi tentang bencana
melainkan disertai dengan praktek langsung dan mengadakan kerjasama dengan
instansi yang memang ahli dibidang bencana seperti BPBD, TAGANA dan lainlain
untuk mengadakan sosialisasi kepada siswanya. Dengan adanya materi
mengenai bencana pada buku paket memberikan pemahaman dan pengetahuan
tentang bencana kepada anak sejak dini. Pengetahuan tentang bencana di
konstruksi oleh seorang guru berbekal materi yang ada pada buku paket. dengan
begitu seorang siswa akan sadar dengan sendirinya bahwa bencana itu benar
adanya dan nyata yang suatu saat bisa menjadi ancaman. Ditambah lagi dengan
adanya praktek bisa meningkatkan daya ingat seorang anak yang nantinya
menjadi bekal dalam menghadapi situasi darurat bencana karena mereka sudah
mengetahui bahwa bencana merupakan sebuah ancaman untuk mereka dan
mereka akan menjauhinya.
Selain adanya praktek dan juga simulasi, media pembelajarandalam
kurikulum 13 juga berperan penting dalam memberi pengetahuan tentang
bencana kepada siswa diamana siswa memperoleh berita-berita tentang kejadian
bencana melalui berita di televisi. Selanjutnya dari pengetahuan tentang bencana
tersebut seorang anak menceritakan pengetahuan barunya mengenai bencana
kepada keluarga dan juga teman sepermainannya melalui interkasi yang
dilakukannya. Melalui interaksi tersebutlah pengetahuan tentang bencana mereka
sampaikan.