Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Berbasis Etnomatematika
Abstract
Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan mengekspresikan
ide-ide matematis melalui tulisan, lisan, dan mendemonstrasikan serta
menggambarkan secara visual, kemampuan memahami, menginterpretasikan dan
mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk
visual lainnya, kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi
matematika dan strukturnya untuk menyajikan ide-ide serta menggambarkan
hubungan dan model-model situasi. Etnomatematika merupakan matematika yang
timbul dan berkembang dalam masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan budaya
dan aktivitas sehari-hari suatu masyarakat tertentu. Etnomatematika yang
dimaksud pada penelitian ini yaitu etnomatematika pada kostum JFC yang
dijadikan sebagai soal tes kemampuan komunikasi matematis tentang transformasi
geometri refleksi dan rotasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
menyelesaikan masalah geometri berbasis etnomatematika. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan wawancara. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Arjasa. Setelah subjek
mengerjakan soal tes dan wawancara kemudian siswa dikategori menjadi siswa
berkemampuan komunikasi matematis tinggi, sedang, dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berkemampuan komunikasi
matematika tinggi, mampu memenuhi aspek tulis dan lisan yang pertama karena
siswa menggambar sumbu cermin dan pusat rotasi dengan tepat, menjelaskan cara
meletakkan posisi sumbu cermin dan pusat rotasi dengan tepat. Belum mampu
memenuhi aspek tulis namun mampu memenuhi indikator lisan yang kedua
karena siswa menggambar hasil pencerminan namun kurang tepat dan menentukan hasil rotasi dengan tepat, mampu menjelaskan cara menggambar
hasil pencerminan dan menentukan pusat rotasi dengan tepat. Mampu memenuhi
aspek tulis dan lisan yang ketiga karena siswa mampu menggunakan dan
menjelaskan notasi atau sismbol matematika untuk menyelesikan permasalahan
dalam menentukan koordinat bayangan dan besar sudut rotasi.
Siswa berkemampuan komunikasi matematika sedang, mampu memenuhi
aspek tulis dan lisan yang pertama karena siswa menggambar sumbu cermin dan
pusat rotasi dengan tepat, menjelaskan cara meletakkan posisi sumbu cermin dan
pusat rotasi dengan tepat. Belum mampu memenuhi aspek tulis namun mampu
memenuhi indikator lisan yang kedua karena siswa menggambar hasil
pencerminan namun tidak tepat dan menentukan hasil rotasi dengan tepat,
mampu menjelaskan cara menggambar hasil pencerminan namun kurang tepat dan
menentukan pusat rotasi dengan tepat. Belum mampu memenuhi aspek tulis
namun lisan yang ketiga karena siswa menggunakan notasi atau simbol
matematika untuk menyelesaikan permasalahan dalam menentukan koordinat
bayangan dengan langkah penyelesaian lengkap namun salah dan menentukan
besar sudut rotasi dengan langkah penyelesaian tidak lengkap namun benar,
mampu menjelaskan notasi atau simbol matematika untuk menyelesaikan
permasalahan dalam menentukan koordinat bayangan dengan lengkap namun
salah dan besar sudut rotasi dengan lengkap dan benar.
Siswa berkemampuan komunikasi matematika rendah, mampu memenuhi
aspek tulis dan lisan yang pertama karena siswa menggambar sumbu cermin dan
pusat rotasi dengan tepat, menjelaskan cara meletakkan posisi sumbu cermin dan
pusat rotasi dengan tepat. Belum mampu memenuhi aspek tulis dan lisan yang
kedua karena siswa menggambar hasil pencerminan namun tidak tepat dan tidak
menentukan hasil rotasi, menjelaskan cara menggambar hasil pencerminan tidak
tepat dan tidak menjelaskan cara menentukan pusat rotasi. Tidak mampu aspek
tulis dan lisan yang ketiga karena siswa tidak menggunakan dan menjelaskan
notasi atau sismbol matematika untuk menyelesaikan permasalahan dalam
menentukan koordinat bayangan dan besar sudut rotasi.