Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/99480
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | SUSANTO, Lunardhi | - |
dc.contributor.author | PURWANDHONO, Azham | - |
dc.contributor.author | WITTIARIKA, Ivon Diah | - |
dc.contributor.author | SANTOSO, Budi | - |
dc.date.accessioned | 2020-06-30T20:21:04Z | - |
dc.date.available | 2020-06-30T20:21:04Z | - |
dc.date.issued | 2018-03-01 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99480 | - |
dc.description.abstract | Sindrom ovari polikistik (SOPK) meningkatkan risiko hiperplasia dan keganasan endometrium. Faktor yang memicu kejadian tersebut adalah hiperandrogen, anovulasi kronik, dan hiperinsulinemia. Terapi oksigen hiperbarik (TOHB) diketahui memberikan manfaat positif bagi sensitivitas insulin. Berdasar atas hal tersebut maka ingin diketahui pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap endometrium pada tikus model SOPK resistensi insulin. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan desain post-test only control group menggunakan 28 tikus betina (Rattus norvegicus strain Wistar) yang kemudian dibagi menjadi empat kelompok: Kelompok normal, SOPK, TOHB 5 sesi dengan SOPK dan TOHB 10 sesi dengan SOPK. Model tikus SOPK diperoleh dengan menyuntikkan testosteron propionat 10 mg/100 gram bobot/ kali selama 28 hari berturutturut. Pada tikus normal diberikan suntikan propilen glikol sebanyak 1 mL selama 28 hari. Dilakukan pengukuran ketebalan endometrium secara histopatologik. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, dan LAKESLA TNI AL Drs. Med. R. Riyadi S, Phys pada periode Juni-September 2016. Didapatkan ketebalan endometrium pada kelompok normal (mean ± SD) (µm)) 1.109,98 ± 53,96; kelompok SOPK 35.651,47 ± 400,54; kelompok TOHB 5 sesi dengan SOPK 2.266,13 ±2 62,08; dan kelompok TOHB 10 sesi dengan SOPK 2.144,83 ± 305,83. Kelompok SOPK memiliki endometrium lebih tebal dibanding dengan kelompok normal. Tidak terdapat perbedaan ketebalan endometrium pascapemberian TOHB 5 sesi maupun 10 sesi. | en_US |
dc.language.iso | Ind | en_US |
dc.publisher | Majalah Kedokteran Bandung, Volume 50 No. 1, Maret 2018 | en_US |
dc.subject | Hiperplasia endometrium | en_US |
dc.subject | sindrom ovari polikistik | en_US |
dc.subject | erapi oksigen hiperbarik | en_US |
dc.title | Pemberian Terapi Oksigen Hiperbarik Tidak Memberikan Pengaruh Positif pada Ketebalan Endometrium pada Tikus Model Sindrom Ovari Polikistik dengan Resistensi Insulin | en_US |
dc.type | Article | en_US |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI2010101#Pendidikan Dokter | - |
dc.identifier.nidn | NIDN0018058104 | - |
Appears in Collections: | LSP-Jurnal Ilmiah Dosen |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
F. K_Jurnal_Azham Purwandhono_Pemberian Terapi Oksigen Hiperbarik.pdf | 829.98 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.