Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/97245
Title: | Peranan Guru Pada Masa Kolonial Belanda |
Authors: | Salindri, Dewi |
Keywords: | guru priyayi pamongpraja |
Issue Date: | 1-Jun-2015 |
Publisher: | Jurnal HISTORIA UNEJ, Vol. 9, No. 1, Juni 2015 |
Abstract: | Peranan guru kurang penting pada awal Pemerintah Kolonial Belanda di Hindia Belanda, karena belum ada sistem pendidikan terencana. Namun semenjak tahun 1848 Pemerintah Kolonial Belanda menyediakan anggaran belanja bidang pendidikan bagi pribumi sebesar 25.000 gulden, artinya peranan guru mulai diperhatikan sesuai dengan situasi di Belanda maupun di Hindia Belanda, walaupun ada diskriminasi. Peranan guru meningkat sejak pemerintah banyak mendirikan sekolah formal tingkat rendah, sehingga Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1892 memutuskan untuk mengangkat guru tanpa pendidikan guru, tetapi melalui ujian guru. Cara ini dilakukan, karena sedikit yang mau menjadi guru, bahkan profesi guru hanya dipakai sebagai batu loncatan menjadi pegawai pamongpraja.Untuk menarik minat siswa supaya memasuki Sekolah Guru, maka Pemerintah Kolonial Belanda berusaha memberikan fasilitas yang menarik bagi calon siswa. Peranan guru semakin meningkat ketika politik etis dicanangkan. Secara politis peranan guru diharapkan dapat meningkatkan loyalitas pribumi kepada pemerintah dan bagi pribumi peranan guru mampu meningkatkan status sosialnya untuk memasuki dunia kepriyayian. |
URI: | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97245 |
Appears in Collections: | LSP-Jurnal Ilmiah Dosen |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
F. IB_Jurnal_Dewi Salindri_Peranan Guru pada Masa Kolonial-dikonversi_.pdf | 1.07 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.