Pengaruh Kecepatan Putar (RPM) Pada Mesin Pemipil Terhadap Kualitas Hasil Pemipilan Beberapa Varietas Jagung

Abstract

Sebagai sumber karbohidrat kedua setelah beras, jagung, memegang peranan penting sebagai bahan pangan di Indonesia. Pada saat ini jagung hibrida tengah digemari oleh petani jagung. Hal ini dikarenakan jagung hibrida memiliki keunggulan dalam segi produksi dan ketahanan terhadap salah satu/dua penyakit yang sering menyerang. Adapun penanganan pasca panen jagung hibrida salah satunya adalah proses pemimpilan yaitu melepas biji jagung dari tongkolnya dengan menggunakan mesin pemipil. Pada penelitian ini digunakan mesin type PJ-700 intuk memipil beberapa varietas jagung hibrida dalam berbagai putaran (RPM) silinder serta interaksi keduanya dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil pemipilan biji jagung yang dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai Mei 2005 di LabolatoriumRekayasa Alat dan Mesin Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UNEJ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari 2 faktor, faktor A adalah varietas jagung dengan 3 level, faktor (B) RPM dengan 4 level. Pengujian hipotesis menggunakan Uji Beda Jarak Nyata Duncan. Berdasarkan hasil penelitian RPM berpengarah sangat nyata terhadap kapasitas pemipilan, persentase biji rusak, biji tidak terpipil, dan presentase kotoran. Pada perlakuan B4 dihasilkan nilai optimum untuk 3 parameter, kecuali parameter biji tidak terpipil B4 menghasilkan nilai minimum dan B1 menghasilkan nilai optimum. Varietas berpengaruh sangat nyata terhadap parameter biji tidak terpipil, persentase biji rusak, dan rendemen pemipilan. Pelakuan AI menghasilkan nilai optimum untuk biji tidak terpipil, A3 menghasilkan nilai optimum untuk presentase biji rusak, dan A2 menghasilkan nilai optimum untuk rendemen pemipilan. Interaksi antar varietas dengan RPM berpengaruh sanagt nyata terhadap parameter biji tidak terpipil, presentase biji rusak, dan presentase kotoran. Perlakuan A3B4 menghasilkan biji terpipil semua dan presentase bijirusak optimum sedangkan pada perlakuan A2B4 menghasilakn presentase kotoran optimum.