Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/95872
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Yuwanti, Sih | - |
dc.contributor.advisor | Yusianto | - |
dc.contributor.author | Nugraha, Teguh Cahya | - |
dc.date.accessioned | 2019-11-26T03:54:16Z | - |
dc.date.available | 2019-11-26T03:54:16Z | - |
dc.identifier.nim | NIM091710101048 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id//handle/123456789/95872 | - |
dc.description.abstract | Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang mempunyai kontribusi cukup nyata dalam perekonomian Indonesia. Kopi arabika mengandung minyak lebih tinggi rata – rata sekitar 15% sedangkan kopi robusta rata – rata hanya mengandung minyak 10%. Minyak kopi dapat diperoleh dari biji kopi yang tidak disangrai atau dari biji yang telah disangrai. Penyangraian kopi dilakukan pada suhu yang tinggi diatas 160 0 C menyesuaikan dengan efektivitas alat sangrai. Proses penyangraian kopi mempengaruhi reaksi – reaksi pada biji kopi, dengan demikian akan berpengaruh terhadap sifat minyak kopi yang diperoleh. Penyangraian kopi pada berbagai suhu bertujuan untuk mengetahui karakteristik kopi hasil penyangraian dan menentukan suhu penyangraian yang menghasilkan minyak kopi dengan sifat terbaik. Penyangraian dilakukan dengan mesin probat – werke type BRZ 2. Penyangraian dilakukan pada suhu 160 0 C, 170 0 C, 180 0 C, 190 0 C. Biji kopi yang telah disangrai ditunggu sampai dingin kemudian dimasukkan kedalam plastik klep dan ditempatkan dalam wadah tertutup. Biji kopi kemudian digiling dan diayak dengan ayakan 60 mesh. Kopi bubuk disimpan dalam wadah kedap udara sampai proses ekstraksi. Bubuk kopi dibungkus kertas saring dengan berat 80 gram kemudian dimasukkan ke dalam tabung soxhlet. Ekstraksi dilakukan dengan pelarut n – heksan selama 4 jam. Campuran minyak kopi dan n – heksan dipisahkan dengan vacum evaporator. Minyak kopi yang diperoleh disimpan dalam botol gelap, kemudian dilakukan pengamatan dengan parameter rendemen, angka peroksida, angka asam, angka yodium, uji sensoris warna dan aroma. C dan 200 0 Kesimpulan penelitian menunjukkan semakin tinggi suhu penyangraian, 160 0 C sampai 200 0 C menyebabkan peningkatan rendemen, angka peroksida, angka asam dan menyebabkan penurunan angka yodium. Penyangraian suhu 180 0 C menunjukkan kesukaan warna dan aroma tertinggi. Suhu penyangraian yang menghasilkan minyak kopi dengan sifat yang baik yaitu pada perlakuan 180 0 C. Penyangraian 180 0 C menunjukkan kerusakan minyak lebih rendah dibandingkan dengan penyangraian 190 0 C dan 200 0 C. Penyangrain 180 C menunjukkan kerusakan minyak lebih tinggi dibandingkan dengan penyangraian 160 0 C dan 170 0 C, namun memiliki aroma dan warna yang lebih disukai. 0 | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 091710101048; | - |
dc.subject | Minyak Kopi | en_US |
dc.subject | Penyangraian | en_US |
dc.title | Karakterisasi Minyak Kopi Hasil Penyangraian Pada Berbagai Suhu | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Agricultural Technology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Teguh Cahya Nugraha - 091710101048.pdf | 1.01 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools