Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/94340
Title: Hak Waris Anak Laki-Laki Pada Perkawinan Pertama (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 80K/Ag/2017)
Authors: SUSANTI, Dyah Ochtorina
ZULAIKA, Emi
SUSANTI, Sintya Puspa
Keywords: Hak Waris
Perkawinan Pertama
Issue Date: Mar-2019
Series/Report no.: 140710101173;
Abstract: Kesimpulan yang dapat di tarik di pembahasan yang telah di uraikan adalah sebagai berikut: pertama Ahli waris menguasai harta waris secara mutlak tanpa membagi dengan ahli waris, di dalam surah An- Nissa (4) ayat 33 harta waris itu haruslah dibagi kepada semua ahli waris yang berhak atas harta waris tersebut, didalam surat Al-Baqarah (2) ayat 188 harta waris tersebut tidak boleh dikuasai ataupun dimiliki oleh salah satu ahli waris. Apabila harta waris tetap dikuasai atau dimilik ahli waris sama halnya curang. Dua. Pertimbangan hukum hakim menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi tersebut dan setelah membaca kontra memori kasasi dan putusan judex Facti, Mahkamah Agung mempertimbangkan yaitu bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, Berdasar uraian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa ratio decidendi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 80k/Ag/2017, sudah sesuai dengan ketentuan hukum islam. Oleh karena Pengadilan Tinggi Surabaya tidak salah dalam menerapkan hukum. Saran yang dapat diberikan bahwa. Pertama kepada masyarakat khususnya yang beragama islam dalam pembagian harta waris yang di tinggalkan pewaris hendaknya di bagikan menurut hukum waris islam yang telah di atur di dalam Qur‟an atau As-Sunah. Kedua kepada ahli waris, hendaknya bersikap adil kepada seluruh ahli warisnya yang diberikan pada salah satu ahli warisnya dan memberikan harta bendanya dengan adil sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, agar diantara para ahli waris tetap terjalin hubungan yang harmonis sebagai sebuah keluarga. Kepada Ahli Waris, hendaknya menyelesaikan sengketa di luar pengadilan guna menemukan kesepakatan, agar tidak menyebabkan keretakan sebuah keluarga. Ketiga, kepada Pewaris, hendaknya menyadari kesalahannya dalam membagi warisan kepada ahli waris, agar tidak menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan terputusnya tali silaturahim.
URI: http://repository.unej.ac.id//handle/123456789/94340
Appears in Collections:UT-Faculty of Law

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
SINTYA PUSPA SUSANT I-140710101173_.pdf1.55 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools