Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/94154
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorRASNI, Hanny
dc.contributor.authorSUSANTO, Tantut
dc.contributor.authorNUR, Kholid Rosyidi Muhammad
dc.contributor.authorANOEGRAJEKTI, Novi
dc.date.accessioned2019-11-11T08:02:56Z
dc.date.available2019-11-11T08:02:56Z
dc.date.issued2019-05-01
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/94154
dc.description.abstractMasyarakat Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat agraris dengan hubungan kekeluargaan yang erat. Masyarakat agraris umumnya saling membantu dan menolong secara bersamasama, yang dikenal dalam bahasa Madura sebagai abereng. Tujuan pengabdian masyarakat dan penelitian ini adalah menjadikan kegiatan masak abereng sebagai potensi masyarakat desa dalam peningkatan status gizi balita stunting di Desa Glagahwero dengan pendekatan agronursing. Kegiatan berlangsung pada 4 Oktober – 14 Desember 2018 dan diikuti oleh 60 peserta (40 ibu beserta anak balitanya yang kurang gizi, 15 kader kesehatan penggerak posyandu, dan 5 perangkat desa). Pendekatan agronursing digunakan dalam mengidentifikasi sumber bahan makanan lokal desa yang dapat diolah bersama sebagai makanan yang bernilai gizi tinggi untuk balita. Rangkaian kegiatan terdiri dari sosialisasi, pelatihan, pembentukan kelompok penggiat masak, serah terima alat masak dan wadah makan, serta kegiatan masak bersama yang dilanjutkan makan bersama anak-anak balita dengan status nutrisi yang telah diukur. Rangkaian kegiatan tersebut dilakukan seminggu sekali selama sebulan. Dari 40 balita yang mengikuti kegiatan, hanya 20 balita yang rutin dan aktif mengikuti kegiatan selama 4 minggu masak abereng. Sebelum mengikuti program masak abereng, balita yang menjadi peserta dalam kegiatan ini mengalami kekurangan berat badan 1.0006.000 g berdasarkan usia dan jenis kelamin (sesuai standar NCHS WHO). Menu-menu yang dimasak sesuai dengan potensi masyarakat dan memiliki kandungan protein, vitamin, dan mineral yang tinggi. Setelah kegiatan masak abereng dilakukan sebanyak 4 kali selama satu bulan, terdapat kenaikan berat badan 2001.000 g. Masyarakat dan keluarga mampu menggali potensi, mengolah, dan menyajikan makanan lokal dari hasil pertanian sebagai makanan bernilai gizi untuk balita. Masak abereng dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan status gizi balita stunting dengan pendekatan agronursing. Perilaku kemandirian masyarakat dalam peningkatan status gizi balita memerlukan tindak lanjut dari tenaga kesehatan dan akademisi secara berkelanjutan sehingga dapat menyelesaikan masalah kekurangan gizi pada anak.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherJournal of Community Empowerment for Health, Volume 1(2) Mei 2019en_US
dc.subjectMASAK ABERENGen_US
dc.subjectBALITAen_US
dc.subjectSTUNTINGen_US
dc.subjectMAKANAN LOKALen_US
dc.subjectAGRONURSINGen_US
dc.titlePengembangan Budaya Masak Abereng dalam Peningkatan Status Gizi Balita Stunting di Desa Glagahwero, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember dengan Pendekatan Agronursingen_US
dc.typeArticleen_US
dc.identifier.prodiIlmu Keperawatan
dc.identifier.kodeprodi2310101
dc.identifier.nidn0019127602
dc.identifier.nidn0005018003
dc.identifier.nidn0715098601
dc.identifier.nidn0010116605
Appears in Collections:LSP-Jurnal Ilmiah Dosen

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F.Kep_Jurnal_Hanny R_Pengembangan Budaya Masak Abereng.pdf825.33 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.