Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/92075
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | MISTO | - |
dc.contributor.advisor | ARKUNDATO, Artoto | - |
dc.contributor.author | AGUSTIN, Claudia Putri | - |
dc.date.accessioned | 2019-08-22T03:55:06Z | - |
dc.date.available | 2019-08-22T03:55:06Z | - |
dc.date.issued | 2019-08-22 | - |
dc.identifier.nim | NIM141810201004 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92075 | - |
dc.description.abstract | Mie merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia dan terbuat dari tepung terigu. Mie dibedakan menjadi dua jenis yaitu mie basah dan mie kering. Mie basah adalah mie mentah yang mengalami perebusan air mendidih sebelum dipasarkan dan memiliki kadar air mencapai ± 52%. Mie basah terbuat dari bahan utama tepung terigu, telur, dan air yang berfungsi untuk membuat kekenyalan, cita rasa, dan bentuk sesuai dengan syarat mutu mie basah. Dalam proses pembuatan mie basah biasanya dilakukan penambahan bahan-bahan tertentu yang memiliki kegunaan dan tujuan tertentu. Bahan yang ditambahkan berupa bahan tambahan alami dan bahan tambahan buatan. Bahan tambahan buatan yang sering dijumpai dalam mie basah diantaranya formalin, boraks, methanyl yellow, dan rhodamin B. Menurut BPOM ditemukan beberapa kasus makanan di pasar yang mengandung bahan tambahan berbahaya seperti formalin salah satunya adalah mie basah. Formalin sendiri sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia karena formalin merupakan senyawa organik dengan struktur CH2O yang dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari sejumlah senyawa organik. Untuk menguji kandungan formalin pada mie basah dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Namun alat spektrofotometer UV-Vis hanya dapat dilakukan pada sampel berwarna, dikarenakan larutan formalin tidak berwana maka dari itu perlu ditambahkan pereaksi Nash untuk memberi spektrum serapan berwarna kuning terang pada larutan formalin yang membentuk senyawa 3,5-diasetil-2,6-dimetil-1,4-dihidropiridin sehingga nilai absorbansi dapat ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan formalin yang mungkin ada pada mie basah yang dijual di pasar tradisional di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember setelah dilakukan uji karakteristik absorbansi dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode spektrofotometri UV-Vis adalah metode yang sering digunakan untuk mengetahui kandungan bahan dan memiliki ketelitian yang akurat. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer UVVis langsung dibaca di layar display. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel mie basah dari tiga Pasar berbeda dari produk yang berbeda yang ada di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember diantaranya yaitu Pasar Tanjung, Pasar Tegal Besar, dan Pasar Kepatihan. Bahan lainnya yang digunakan pada penelitian diantaranya formalin 37%vol untuk bahan dasar pembuatan larutan standar formalin, ammonium asetat, asetil aseton, dan asam asetat glasial digunakan untuk bahan dasar pembuatan pereaksi Nash, asam fosfat (H3PO4) digunakan sebagai katalis untuk mempercepat proses reaksi tetapi tidak ikut bereaksi, dan aquades untuk pengencer. Mie basah diukur dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yaitu 412 nm untuk memperoleh nilai absorbansi, setelah memperoleh nilai absorbansi maka ditentukan nilai konsentrasi untuk mendapatkan nilai konsentrasi formalin pada tiap sampel mie basah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mie basah yang diperoleh dari Pasar Tanjung (sampel B) memiliki nilai absorbansi tertinggi yaitu sebesar (1,492 ± 0,034) dan memiliki konsentrasi formalin tertinggi sebesar 40,333 μg/mL. Mie basah yang berasal dari Pasar Kepatihan (sampel C) memiliki nilai absorbansi terendah yaitu sebesar (0,041 ± 0,006) dan memiliki konsentrasi formalin terendah sebesar 2,149 μg/mL. Diantara keduanya adalah sampel yang diambil dari Pasar Tegal Besar (sampel A) memiliki nilai absorbansi sebesar (0,583 ± 0,019) dan memiliki konsentrasi formalin sebesar 16,412 μg/mL. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi, semakin besar nilai absorbansi maka nilai konsentrasi juga semakin besar dan berlaku sebaliknya. Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan, batas toleransi formalin yang dapat diterima dalam tubuh kita maksimum 14 μg/ mL per hari yang tercampur dalam makanan. Pada penelitian ini terdapat dua sampel yang tidak layak dikonsumsi karena kandungan formalinnya berada di atas batas toleransi yang diterima oleh tubuh manusia yaitu sampel mie basah yang diperoleh dari Pasar Tanjung (sampel B) dan Pasar Tegal Besar (sampel A). Sedangkan terdapat satu sampel yang masih layak dikonsumsi karena kandungan formalin yang dimiliki berada di bawah batas toleransi yaitu sampel mie basah yang diperoleh dari Pasar Kepatihan (sampel C). | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 141810201004; | - |
dc.subject | Mie | en_US |
dc.subject | dikonsums ioleh masyarakat | en_US |
dc.subject | tepung terigu. | en_US |
dc.subject | mie basah | en_US |
dc.subject | mie kering. | en_US |
dc.subject | bahan utama tepung terigu, telur, dan air | en_US |
dc.subject | bahan utama | en_US |
dc.title | Karakteristik Absorbansi Sampel Mie Basah Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Untuk Mengetahui Kemungkinan Kandungan Formalin | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Claudia Putri Agustin - 141810201004-.pdf | 1.49 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools