Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/88564
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | BOWO, Eko Cahyono | - |
dc.contributor.advisor | MISTO | - |
dc.contributor.author | Novita, Retno Putri | - |
dc.date.accessioned | 2018-11-28T11:16:06Z | - |
dc.date.available | 2018-11-28T11:16:06Z | - |
dc.date.issued | 2018-11-28 | - |
dc.identifier.nim | NIM141810201019 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88564 | - |
dc.description.abstract | Teh merupakan produk minuman yang bersumber dari alam dan sudah lama digunakan oleh masyarakat diseluruh dunia. Senyawa utama yang terkandung dalam teh hitam dan teh hijau yaitu tanin. Tanin di dalam teh merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang memiliki beberapa khasiat. Dari beberapa khasiat tersebut, tanin berada pada komponen bioaktif yaitu polifenol yang secara optimal terkandung di dalam daun teh yang murni. Daun teh yang murni tersebut mengandung senyawa tanin sekitar 5 - 15%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika teh mengandung tanin melebihi daun teh murni yaitu 5-15% maka banyak ditemukan penambahan ataupun pemalsuan zat murni tanin pada teh yang beredar dipasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi konsentrasi tanin pada teh berdasarkan nilai absorbansi didaerah panjang gelombang sinar tampak dan mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap nilai absorbansi tanin. Metode Spektrofotometri ini memberikan cara sederhana untuk menentukan jumlah konsentrasi tanin pada teh hitam dan teh hijau. Penelitian ini menggunakan sampel yang telah ditimbang sebanyak 10 gram (teh hitam dan teh hijau) dimasukkan ke dalam wadah maserasi, kemudian ditambahkan pelarut 200 ml etanol 70% dan diaduk. Setelah itu wadah maserasi yang berisi teh dan etanol 70% tersebut ditutup dan disimpan selama 18 jam. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring dan dipisahkan antara ampas dan filtratnya. Kemudian filtratnya tersebut diuapkan menggunakan rotari evaporator sampai diperoleh ektrak cair. Selanjutnya dari ekstrak cair tersebut menghasilkan 50 mg kemudian dilarutkan kedalam aquades sebanyak 50 ml dan diaduk. Setelah itu dipipet 1 ml sampel teh yang sudah diekstrak kemudian dimasukkan kedalam labu yang berukuran 10 ml dan ditambahkan 7,5 ml aquabidestilata, setelah itu ditambahkan 0,5 ml pereaksi folin denis dan didiamkan selama 3 menit setelah itu ditambahkan 1 ml larutan Na2CO3 jenuh dan diinkubasi selama 15 menit di dalam ruangan. Setelah itu diukur menggunakan Spektrofotometer untuk menentukan nilai absorbansi pada panjang gelombang daerah sinar tampak (400 – 800 nm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan variasi konsentrasi tanin dan nilai absorbansi pada panjang gelombang 740 nm diperoleh persamaan y = 0,0101x – 0,0224 dengan nilai koefisien determinasi 0,9906. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan nilai absorbansi sehingga semakin besar nilai konsentrasi pada tanin maka nilai absorbansinya semakin besar. Hasil nilai absorbansi pada teh hitam dan teh hijau mempunyai panjang gelombang 743 nm dengan nilai absorbansi maksimum 0,598, sedangkan pada teh hijau mempunyai panjang gelombang 749 nm dengan nilai absorbansi maksimum 1,085. Kemudian hasil pengukuran konsentrasi tanin menggunakan pada panjang gelombang 740 nm sesuai grafik yang diperoleh dari keenam variasi tersebut sehingga diperoleh teh hijau lebih baik dari pada teh hitam karena konsentrasi pada teh hijau lebih besar dari pada teh hitam yaitu sebesar 10,746% sedangkan teh hitam sebesar 6,310 %. Jumlah konsentrasi tanin pada teh hitam dan teh hijau ini tidak ada penambahan atau pemalsuan zat murni tanin karena batas yang ditentukan jumlah konsentrasi tanin mengandung sekitar 5 – 15 %. Sedangkan jumlah konsentrasi tanin jika dikonversi ke dalam (mg) maka menjadi 3,155 mg pada teh hitam, sedangkan teh hijau 5,373 mg. Jumlah tanin ini sudah memenuhi syarat sebagai bahan pangan dan bermanfaat untuk kesehatan karena tanin maksimal dalam bahan makanan yang telah ditetapkan oleh Acceptable Daily Intake (ADI) adalah 560 mg/ kg berat badan per hari. Tanin bukan merupakan zat gizi namun dalam jumlah kecil dapat bermanfaat bagi kesehatan. Pada beberapa olahan teh, kandungan tanin ini dipertahankan dalam jumlah tertentu dengan tujuan untuk memberikan nilai fungsional. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 141810201019; | - |
dc.subject | Teh | en_US |
dc.subject | Produk minuman | en_US |
dc.subject | Bersumber dari alam | en_US |
dc.subject | Masyarakat diseluruh dunia | en_US |
dc.subject | Senyawa utama | en_US |
dc.subject | Teh hitam | en_US |
dc.subject | Tanin | en_US |
dc.subject | Senyawa aktif metabolit | en_US |
dc.subject | Khasiat | en_US |
dc.subject | Komponen bioaktif | en_US |
dc.subject | Daun | en_US |
dc.title | Karakterisasi Konsentrasi Tanin Pada Teh Hitam Dan Teh Hijau Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Novita Retno Putri-141810201019.pdf-.pdf | 87.76 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools