Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/75766
Title: PENGEMBANGAN MOTIF BATIK KHAS BANYUWANGI DENGAN GEOMETRI FRAKTAL
Authors: Purnomo, Kosala Dwidja
Kamsyakawuni, Ahmad
Oktavia, Ade Irma
Keywords: Batik
Geometri Fraktal
Issue Date: 5-Aug-2016
Abstract: Fraktal berasal dari kata latin fractus yang berarti “terpenggal” atau “patah”. Geometri fraktal merupakan kajian dalam ilmu matematika yang membahas tentang bentuk dari fraktal atau bentuk apa saja yang bersifat self-similarity (kesamaan diri). Terdapat beberapa motif fraktal, diantaranya kurva Hilbert, kurva Koch Snowflake, dan kurva Naga atau dragon curve. Berdasarkan aspek geometrisnya, geometri fraktal dapat dikaji melalui keindahan bentuknya sehingga dapat dikembangkan untuk berbagai desain meliputi desain motif keramik, motif walpaper, maupun motif batik yang biasa disebut batik fraktal. Batik fraktal diawali dengan riset saintifik yang dilakukan oleh Nancy Margried, Yun Hariadi, dan Muhammad Lukman, mengenai motif-motif batik tradisional dan ada hubungannya dengan ilmu matematika fraktal. Batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Salah satu daerah yang memilliki kerajinan batik dengan motif khas adalah Banyuwangi. Batik Banyuwangi merupakan perwujudan nilai estetika ragam hias khas Banyuwangi. Beberapa motif batik khas daerah Banyuwangi adalah motif batik Gajah Oling, motif batik Gedegan, dan motif batik Kangkung Setingkes. Pengembangan motif batik perlu dilakukan agar motif batik dapat terus berkembang. Salah satu cara mengembangkan batik adalah menggabungkan motif batik dengan motif geometri fraktal. Pengembangan motif batik menggunakan transformasi geometri, transformasi geometri yang digunakan adalah refleksi, rotasi, dilatasi, dan translasi. Terdapat empat tahapan dalam pengembangan motif batik khas Banyuwangi dengan geometri fraktal. Tahap pertama adalah membangkitkan tiga desain dasar yaitu desain dasar vertikal, horizontal, dan Gedegan. Tahap Kedua mengembangkan motif batik khas Banyuwangi dengan menggunakan titik koordinat. Tahap ketiga yaitu membangkitkan motif geometri fraktal menggunakan transformasi geometri. Tahap terakhir adalah dengan menggabungkan motif desain dasar dengan motif batik khas Banyuwangi dan motif batik geometri fraktal. Pengembangan motif batik khas Banyuwangi menghasilkan perpaduan motif batik Gajah Oling dengan kurva Naga dan perpaduan motif batik Kangkung Setingkes dengan kurva Koch Snowflake. Pengembangan motif batik fraktal menghasilkan (i) motif kurva Hilbert dengan perpaduan kurva Naga dan kurva Koch Snowflake menggunakan transformasi geometri dilatasi, rotasi, refleksi, dan translasi, (ii) motif kurva Koch Snowflake dengan menggunakan transformasi geometri dilatasi dan translasi, (iii) motif kurva Naga dengan menggunakan perpaduan kurva Koch Snowflake menggunakan transformasi geometri dilatasi, rotasi, refleksi, dan translasi. Penggabungan motif batik khas Banyuwangi dengan motif batik geometri fraktal menghasilkan 18 desain motif batik dengan warna background dapat dipilih menggunakan pilihan warna abu-abu, kuning langsat, merah jambu, biru muda, hijau tosca, dan coklat. Penggabungan motif batik menggunakan program “BATIKA” dan desain hasil penggabungan motif batik khas Banyuwangi dengan motif batik geometri fraktal dapat disimpan dalam format gambar jpeg
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/75766
Appears in Collections:UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ade Irma Octavia - 121810101020 -1.pdf766.78 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools