Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/5099
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAgung B. Putranto-
dc.date.accessioned2013-12-05T08:43:17Z-
dc.date.available2013-12-05T08:43:17Z-
dc.date.issued2013-12-05-
dc.identifier.nimNIM051710101089-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5099-
dc.description.abstractKetersediaan enzim protease di dunia belum mencukupi kebutuhan, sementara pemakaian enzim protease bagi industri pangan cenderung meningkat, oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber enzim tersebut. Biduri (Calotropis gigantea) merupakan tanaman bergetah, dari seluruh bagian tanaman ini akan mengalir getah pada tempat yang dilukai atau dipotong dan kemudian dapat digunakan sebagai bahan baku enzim protease. Penelitian ini bertujuan menganalisa kelayakan finansial dari industri enzim protease biduri. Untuk mendapatkan data digunakan metode observasi, metode wawancara dan pengisian kuisioner, serta studi pustaka. Kemudian data yang tersebut diolah dengan metode Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), Break Even Point (BEP), Payback Period (PP) serta Analisis Sensitivitas. Hasil Penelitian menunjukkan total biaya investasi sebesar Rp. 268.800.000,00. Sumber biaya tersebut terdiri dari kredit (75%) sebesar 201.600.000,00 dan dana sendiri (25%) sebesar 67.200.000,00. Biaya produksi merupakan semua jenis biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan produksi enzim protease biduri tiap tahunnya selama 10 tahun. Biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp. 269.104.000,00 per tahun, yang terdiri dari Rp. 196.224.000,00 biaya tetap dan Rp. 72.880.000,00 biaya tidak tetap. Industri enzim protease biduri secara finansial layak diusahakan, dengan nilai NPV Rp. 3.733.871.263,00, Net B/C ratio 14,89 dan IRR sebesar 243,79%. Analisis Payback Period menunjukkan bahwa modal investasi akan kembali dalam jangka waktu + 5 bulan. Analisis sensitivitas kenaikan biaya operasional berturut-turut sebesar 10%, 20%, dan 30% serta penurunan penerimaan sebesar 10%, 20% dan 30% bahkan gabungan antara biaya operasional sebesar 30% dan penurunan penerimaan 20%, dan gabungan antara biaya operasional sebesar 30% dan penurunan penerimaan 30%, tidak merubah keputusan usaha enzim protease biduri sehingga tetap layak untuk diusahakan. Nilai kriteria investasi tidak layak ketika gabungan antara biaya operasional sebesar 58% dan penurunan penerimaan 60%, karena nilai NPV terletak pada level negatif (-) yaitu sebesar Rp. -1.683.904.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051710101089;-
dc.subjectFinansial, Industri, Enzim Protease Bidurien_US
dc.titleANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL INDUSTRI ENZIM PROTEASE BIDURI (Studi Kasus di Koperasi Ponpes Al-Ishlah Grujugan Bondowoso) The Financial Feasibility Analysis of the Biduri Protease Enzim (a Case Study in the Cooperation of Al-Ishlah Boarding School in Grujugan Bondowoso)en_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:UT-Faculty of Agricultural Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Skripsi 1_Agung B. Putranto1.pdf129.67 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools