Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/25753
Title: | STUDI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS TEBU ( Saccharum officinarum L.) HASIL KULTUR JARINGAN PADA BERBAGAI JARAK TANAM UNTUK PENYEDIAAN MATA TUNAS SEHAT DAN BERKUALITAS |
Authors: | Muhammad Ghufron Rosyady, S.P. |
Keywords: | STUDI KARAKTERI STIK BEBERAPA VARIE TAS TEBU officinarum L.) HASIL KULTUR JARINGAN (Saccharum of STUDI KARAKTERI STIK BEBERAPA VARIE TAS TEBU officinarum L.) HASIL KULTUR JARINGAN (Saccharum officin |
Issue Date: | 27-Jan-2014 |
Series/Report no.: | 111520101009; |
Abstract: | Pemerintah telah mencanangkan swasembada gula di tahun 2007, namun gagal. Swasembada gula dicanangkan kembali ditahun 2008, diundur tahun 2009 dan akhirnya diperpanjang sampai tahun 2014 (A rifin, 2008). Swasembada gul a 2014 dapat dic apai j ika terdapat penambahan luas areal tebu se bany ak 134.800 ha. Penambahan areal tebu harus diikuti dengan penyediaan benihnya. Teknik penyediaan benih tebu secara konvensional tidak mampu menyediakan benih untuk penambahan areal tersebut. Teknik perbanyakan melalui kultur jaringan telah dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan pemenuhan benih, namun masih membutuhkan penyempurnaan. Planlet tebu apabila langsung ditanam di lahan tebu untuk menjadi tebu giling jumlahnya masih terbatas dan harganya mahal. Planlet akan diperbanyak lagi di luar laboratorium, teknik ini dikenal dengan bud set bagal mikro. Oleh karena itu untuk mempercepat perbanyakan benih, perlu dilakukan studi perbany akan cepat planlet tebu diluar laboratorium. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh varietas dan jarak tanam terhadap karakteristik dan efektivitas multiplikasi benih tebu hasil kultur jaringan dalam penyediaan mata tunas sehat dan berkualitas. Percobaan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu pengecambahan mata tunas tebu di polybag selama 45 hari. Tahap kedua yaitu penanaman benih tebu di lahan penelitian. Percobaan dilahan dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Desember 2012 sampai April 2013. Percobaan disusun menurut percobaan berfaktor 4x4 dengan tiga ulangan menggunakan rancangan Split Plot Design (Ranc angan Petak Terbagi). Dua faktor perlakuan yang diuji yaitu jarak tanam (P) dan varietas (V) tebu. Jarak tanam (P) terdiri dari empat perlakuan yaitu jarak tanam 90x60 cm (16.070 rumpun/ha), jarak tanam 100x50 cm (17.352 rumpun/ha), jarak tanam 110x40 cm (19.725 rumpun/ha) dan 120x30 cm (24.100 rumpun/ha). Varietas tebu (V) terdiri dari empat jenis yaitu PS 862 konvensional 1 ), PS 881 kultur ja ringan (V ), PS 862 kultur ja ringan (V 3 ), dan BL kultur jaringan (V ). Perbedaan antara per lakuan diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α=5%. 4 Hasil percobaan menunjukkan bahwa serangan OPT benih tebu hasil kultur jaringan secara umum lebih rendah dari benih konvensional. Varietas PS 862 konvensional terinfeksi penyakit RSD, sehingga tidak dapat digunakan sebagai sumber benih. Selain itu, PS 862 konvensional memiliki nilai serangan hama yang lebih tinggi dibandingkan varietas hasil kultur jaringan, indeks penggerek pucuk 3,38 persen dan indeks penggerek batang 1,28 persen. Multiplikasi benih per hektar meningkat seiring dengan semakin rapat jarak tanam, namun resiko tersera ng OPT tinggi. Benih hasil kultur jaringan memiliki karakteristik benih yang lebih optimal dari pad a benih konvensional. Varietas BL pada jarak tanam 100x50cm memiliki multiplikasi tertinggi yaitu 58 kali, diikuti deng an varietas PS 881 dengan tingkat multiplikasi (49 kali) pada jarak tanam dan120x30 cm dan varietas PS 862 memiliki multiplikasi (54 kali) pada jarak tanam 120x30 cm. |
URI: | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25753 |
Appears in Collections: | MT-Agribusiness |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Muhammad Ghufron Rosyady_1.pdf | 1.72 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Muhammad Ghufron Rosyady_1.pdf | 1.72 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.