Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128681
Title: Hubungan Komunikasi Persuasif Pemimpin dengan Produktivitas Kerja Karyawan pada PT.Telkom (Persero) Kandatel Malang
Authors: SASMIATI, Levi
Keywords: KOMUNIKASI PERSUASIF PEMIMPIN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PT. TELKOM (PERSERO) KANDATEL MALANG
Issue Date: 21-Nov-2003
Publisher: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat dengan pesat. Berbagai pengaruh yang datang dari luar membawa para pelaku bisnis semakin kreatif dan proaktif, itu mendorong terjadinya persaingan yang ketat dalam dunia bisnis. Agar tetap bertahan dan mampu berkembang dalam persaingan yang ketat ini maka perusahaan perlu melakukan upaya untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Sumber daya manusia dalam perusahaan sangat penting, karena pada dasarnya perusahaan tidak dapat mengoperasikan faktor produksi yang lain tanpa memanfaatkan faktor produksi sumber daya manusia. Kondisi persaingan yang cukup ketat, menyebabkan para profesional yang mengelola suatu organisasi harus bekerja lebih keras dengan berbagai strategi. Perusahaan dituntut memperhatikan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Kondisi eksternal perusahaan dengan mengantisipasi setiap strategi pesaing, perubahan selera konsumen, hubungan dengan pemasok, kebijaksanaan pemerintah, adanya barang-barang komplementer. Kondisi internal relatif mudah dikendalikan karena berkaitan dengan masalah keuangan, pemasaran, produksi, personalia di perusahaan. Perusahaan dapat survive dan memenangkan persaingan memerlukan penangganan intern dengan menyiapkan sumber daya perusahaan yang handal. Penguasaan teknologi yang modem dan optimalisasi peluang pasar mutlak dibutuhkan dalam menghadapi perubahan dan perkembangan perusahaan menyongsong pasar bebas. Persaingan yang semakin ketat memberi jaminan perusahaan yang memiliki sumber daya yang berkualitas untuk dapat menjawab tantangan globalisasi. Perusahaan yang menghasilkan produk bermutu tinggi dapat bersaing mengikuti permintaan pasar dan bertahan dalam persaingan global sedangkan perusahaan yang tidak dapat bersaing cenderung akan tersisih, terpinggirkan, dan ditinggalkan. Sejalan dengan dinamika pembangunan, bangsa Indonesia dihadapkan pada krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak semester kedua tahun 1997 yang sampai sekarang belum pulih. Sektor bisnis sebagai bagian dari sistem ekonomi negara sudah merasakan dampak krisis ekonomi dan moneter. Persoalan yang dihadapi ekonomi Indonesia adalah persoalan yang unik, karena efek dari gejolak moneter sangat memukul sektor riil (Makaliwe,2000:33). Kondisi bisnis yang stagnan menuntut adanya pembenahan pola manajemen, strategi, target, tujuan, dan sasaran agar dapat bertahan dan ikut bersaing dalam pasar global. Upaya untuk menciptakah iklim yang kondusif pada lingkungan internal organisasi memungkinkan setiap pelaku manajemen dan anggota perusahaan lainnya memberi kontribusi optimal. Perusahaan seharusnya memiliki sensitifitas tinggi terhadap krisis dan semua perubahan baik internal perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan. Dalam hal ini pemerintah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap bisnis dangan perannya untuk menyediakan infrastruktur fisik dan sosial, kebijakan fiskal dan keuangan, kebijakan industrialisasi, kebijakan investasi dan lainnya. Kebijakan pemerintah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan atau penurunan perekonomian nasional. Salah satu usaha pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dengan mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikelompokkan menjadi tiga yaitu : Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perseroan. BUMN merupakan badan usaha dengan jumlah aset yang sangat besar. Peranannya seperti yang dijelaskan dalam UUD 1945 sangat penting dan strategis dalam mengerakkan roda-roda perekonomian dan pembangunan nasional. Pemahaman BUMN adalah mencari keuntungan dengan tambahan peranan sosial. BUMN biasanya beroperasi dibawah manajemen pemerintah yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai hak monopoli. Salah satu penyebab inefisiensi BUMN adalah pemberian hak monopoli pasar. Tidak adanya perusahaan sejenis menyebabkan sukarnya menilai kinerja perusahaan secara objektif. Sulit untuk menilai apakah rendahnya kineija perusahaan adalah akibat lesunya pasar atau tidak kompetennya manajer perusahaan. Kompensasi bagi karyawan dan top manajemen BUMN biasanya berdasarkan kepangkatan dan senioritas dalam bentuk bonus, insentif, dan bentuk penghargaan kepada karyawan yang berprestasi bukan dalam bentuk finansial.
Description: Finalisasi oleh Ardi Tanggal 20 Nopember 2025
URI: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128681
Appears in Collections:UT-Faculty of Social and Political Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Levi Sasmiati_990910202024.repo.pdf11.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools