Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126255
Title: | Ambivalensi Identitas Waria Dalam Diskursus Gender di Kabupaten Jember |
Authors: | PRAYOGI, Wahyu Nur |
Keywords: | identitas gender performativitas waria |
Issue Date: | 29-Jul-2024 |
Publisher: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
Abstract: | Waria seringkali mendapatkan stigma buruk dari masyarakat Jember, karena memiliki ekspresi gender yang berbeda. Waria dianggap tidak normal dengan orientasi seksual (homoseksual) di tengah-tengah masyarakat heteronormatif. Dari permasalahan ini, penelitian memiliki tujuan untuk menganalisis ambivalensi identitas waria dalam diskursus gender di Kabupaten Jember. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori performativitas dari Judith Butler. Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis fenomena ini yakni metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian adalah waria yang sering berkumpul di sekitar Stasiun Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ambivalensi identitas gender yang dialami para waria penuh dengan problematika. Dimulai dari proses masa kecil untuk mengenali diri sendiri, merasa nyaman ketika cara berpenampilan dan bertindak seperti seorang perempuan. Performativitas waria dalam menampilkan identitas gender tidak lepas dari ekspresinya yang cenderung feminin. Hal ini terlihat dari gestur, atribut, dan tindakan yang dilakukan secara repetisi (berulang-ulang). Melalui pervformativitas ini, waria selalu yakin bahwa identitas gender waria akan diterima dan diakui oleh masyarakat sekitar seiring perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. |
URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126255 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Social and Political Sciences |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
DRAFT SKRIPSI.pdf Until 2029-07-29 | Skripsi ini berisi tentang proses ambivalensi waria dalam menunjukkan identitas gendernya. Ambivalensi waria terjadi semenjak masa kecil hingga dewasa. Proses menampilkan identitas gender waria dilakukan secara performatif dan repetitif, sehingga pada akhirnya mereka lebih dilihat sebagai gender waria dengan segala atribut selayaknya perempuan. | 1.6 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools