Strategi Brand Positioning Melalui Digital Marketing Produk Beras Komersial di Perum BULOG Cabang Jember

Abstract

Perum BULOG Cabang Jember menghadapi tantangan dalam memasarkan produk beras komersialnya yang berkualitas premium. Meski memiliki kadar broken kurang dari 20% dan quality control yang baik beras ini masih dihadapkan pada persepsi negatif dari konsumen yang mengaitkannya dengan beras subsidi (PSO) yang kualitasnya dianggap rendah. Persepsi ini menghambat upaya BULOG untuk memperkuat brand positioning dan meningkatkan brand awareness produk beras komersial mereka. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi posisi merek produk beras komersial BULOG dan menyusun strategi digital marketing yang efektif. Penelitian ini menggunakan dua metode analitis utama: Multi-Criteria Decision Making (MCDM) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode MCDM digunakan untuk memilih logo dan tagline yang paling sesuai berdasarkan kriteria tertentu, sedangkan metode AHP digunakan untuk menentukan prioritas strategi digital marketing yang efektif. Data diperoleh melalui wawancara dengan pihak internal BULOG dan survei konsumen untuk memahami persepsi dan preferensi mereka terhadap produk beras komersial BULOG. Penelitian ini merancang alternatif logo dan tagline baru untuk memperkuat brand positioning produk beras komersial BULOG. Berdasarkan hasil identifikasi target pasar produk beras komersial ini adalah menengah ke atas, Dimana positioningnya saat ini setara dengan beras Happy, Macan, Rajawali dengan keunikan harga yang lebih murah dan kualitas beras yang putih pulen berkomitmen dengan penggunaan beras yang berasal dari petani lokal. Perancangan logo dan tagline dirancang melalui hasil diskusi dengan para pakar terkait, seperti Ketua PMO Perum BULOG, wakil pimpinan cabang, dan asisten manager bisnis komersial. Berdasarkan metode MEMCDM logo yang terpilih adalah alternatif logo yang ketiga. Logo yang direkomendasikan adalah logo yang sederhana, mudah diingat, dan relevan dengan target audiens yang merupakan konsumen menengah ke atas dengan beras kualitas premium.