Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121406
Title: | Evaluasi Pelayanan Antibiotik Tanpa Resep di Apotek Kabupaten Jember dengan Metode Kuesioner |
Authors: | RASYIDI, Neisa Luciarahma |
Keywords: | Evaluasi Pelayanan Apotek Pelayanan Antibiotik |
Issue Date: | 23-Jan-2024 |
Publisher: | Fakultas Farmasi |
Abstract: | Penelitian ini merespon permasalahan meningkatnya angka resistensi antibiotik setiap tahun, dengan fokus pada tingginya praktik pelayanan antibiotik di apotek Kabupaten Jember, sebagaimana telah diteliti sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengetahuan petugas apotek, menggambarkan praktik pelayanan antibiotik tanpa resep, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong praktik tersebut. Metode penelitian ini melibatkan pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitas. Kuesioner terdiri dari empat bagian, yakni bagian identitas, bagian pengetahuan bagian praktik pelayanan, dan bagian faktor pendorong praktik pelayanan antibiotik tanpa resep. Penelitian dilaksanakan mulai Agustus hingga Desember 2023, dengan jumlah sampel terkumpul sebanyak 56 apotek dan 112 responden, yang merupakan petugas apotek yang bekerja di apotek Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan petugas apotek di Kabupaten Jember mencapai 6,6, menandakan tingkat pemahaman yang baik terkait antibiotik. Pada praktik pelayanan antibiotik tanpa resep, sebanyak 84,8% responden mengakui pernah melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep. Faktor utama yang mendorong praktik ini adalah keyakinan petugas apotek bahwa pasien membutuhkan antibiotik berdasarkan keluhan yang dialami Antibiotik yang sering dilayani tanpa resep adalah amoxicillin. Pada praktik penggalian informasi mengenai pelayanan antibiotik tanpa resep, hampir 98% dari responden mengakui bahwa mereka telah melakukannya, sementara hanya sekitar 2% yang menyatakan tidak pernah mencari informasi. Pertanyaan yang paling umum diajukan selama pencarian informasi adalah terkait gejala yang muncul dan durasi gejala. Sedangkan pada praktik memberikan KIE mengenai pelayanan antibiotik tanpa resep menunjukkan bahwa sekitar 97% responden pernah memberikan informasi ini, sementara sekitar 3% menyatakan tidak pernah melakukannya. Jenis informasi yang sering disampaikan dalam praktik pemberian KIE melibatkan petunjuk cara minum obat dan durasi penggunaan obat. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah perlunya intervensi yang lebih lanjut untuk memperbaiki praktik pelayanan antibiotik tanpa resep. Meskipun faktor keyakinan petugas apotek terhadap pemahaman pasien tentang antibiotik dan kebutuhan sebenarnya mungkin memiliki dasar, perlu dilakukan langkah-langkah edukatif dan regulatif yang lebih kuat. Ini dapat mencakup pelatihan lebih lanjut untuk petugas apotek, peningkatan kesadaran masyarakat tentang resistensi antibiotik, dan penguatan regulasi terkait pelayanan antibiotik. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang praktik pelayanan antibiotik di apotek Kabupaten Jember. Upaya yang terkoordinasi antara pemerintah, apoteker, dan masyarakat perlu dilakukan untuk mengurangi praktik pelayanan antibiotik tanpa resep yang dapat berkontribusi pada mitigasi resistensi antibiotik yang semakin meningkat. |
Description: | validasi_repo_firli_Maret_2024_13 |
URI: | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121406 |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Pharmacy |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Neisa L Rasyidi_TA.pdf Until 2028-05-02 | 1.82 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools