Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112180
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWULANJARI, Distiana-
dc.contributor.authorWIJAYA, Ketut Anom-
dc.date.accessioned2023-02-16T01:51:41Z-
dc.date.available2023-02-16T01:51:41Z-
dc.date.issued2022-06-09-
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/112180-
dc.description.abstractKebutuhan kopi arabika dunia yang belum tercukupi menjadi alasan untuk terus meningkatkan produktifitas kopi arabika. Proses pindah tanam kedua menjadi salah satu kendala pada bibit kopi arabika yang tidak segera ditanam. Petani biasanya memupuk bibit tersebut untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman pada media yang baru, namun hal ini sangat beresiko mengingat bibit yang baru saja dipindah tanam harus melakukan adaptasi. Oleh karena itu perlu diketahui dosis pupuk N yang sesuai untuk pertumbuhan bibit kopi pasca pindah tanam untuk mengurangi kegagalan pembibitan pasca pindah tanam. Penelitian ini dilakukan menggunakan RAL satu faktor dengan 5 kali ulangan. Dosis pupuk urea yang dicobakan sebanyak 4 taraf, yaitu kontrol/tanpa pupuk urea (N1), dosis pupuk urea 15 g/tanaman atau setara dengan 6,9 g N (N2), dosis pupuk urea 30 g/tanaman atau setara dengan 13,8 g N (N3), dan dosis pupuk urea 45 g/tanaman atau setara dengan 20,7 g N (N4). Pupuk diaplikasikan bertahap pada bibit yang telah ditransplanting dan diadaptasikan selama 7 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh terhadap variabel yang diamati. Hal ini diduga tanaman dalam kondisi stress akibat waktu adaptasi yang singkat, sehingga semakin tinggi dosis urea yang diberikan maka semakin banyak pula tanaman yang mati.Kebutuhan kopi arabika dunia yang belum tercukupi menjadi alasan untuk terus meningkatkan produktifitas kopi arabika. Proses pindah tanam kedua menjadi salah satu kendala pada bibit kopi arabika yang tidak segera ditanam. Petani biasanya memupuk bibit tersebut untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman pada media yang baru, namun hal ini sangat beresiko mengingat bibit yang baru saja dipindah tanam harus melakukan adaptasi. Oleh karena itu perlu diketahui dosis pupuk N yang sesuai untuk pertumbuhan bibit kopi pasca pindah tanam untuk mengurangi kegagalan pembibitan pasca pindah tanam. Penelitian ini dilakukan menggunakan RAL satu faktor dengan 5 kali ulangan. Dosis pupuk urea yang dicobakan sebanyak 4 taraf, yaitu kontrol/tanpa pupuk urea (N1), dosis pupuk urea 15 g/tanaman atau setara dengan 6,9 g N (N2), dosis pupuk urea 30 g/tanaman atau setara dengan 13,8 g N (N3), dan dosis pupuk urea 45 g/tanaman atau setara dengan 20,7 g N (N4). Pupuk diaplikasikan bertahap pada bibit yang telah ditransplanting dan diadaptasikan selama 7 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh terhadap variabel yang diamati. Hal ini diduga tanaman dalam kondisi stress akibat waktu adaptasi yang singkat, sehingga semakin tinggi dosis urea yang diberikan maka semakin banyak pula tanaman yang mati.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherBIOSENSEen_US
dc.subjectBibit kopien_US
dc.subjectNitrogenen_US
dc.subjectOptimasien_US
dc.subjectPindah tanamen_US
dc.titleOptimasi Dosis N Pada Bibit Kopi Arabika Varietas Komasti Pasca Pindah Tanamen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:LSP-Jurnal Ilmiah Dosen

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
FAPERTA_OPTIMASI DOSIS N PADA BIBIT KOPI ARABIKA VARIETAS KOMASTI.pdf117.02 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.