Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/111484
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorDEWI, Ika Puspita-
dc.contributor.authorULINNUHA, Jihan Ulya-
dc.contributor.authorHOLIDAH, Diana-
dc.date.accessioned2023-01-06T07:27:06Z-
dc.date.available2023-01-06T07:27:06Z-
dc.date.issued2022-10-31-
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/111484-
dc.description.abstractPeroksidasi lipid akibat radikal bebas dapat menyebabkan kematian sel yang dapat merusak berbagai organ, termasuk liver. Hal ini dapat ditandai dengan peningkatan kadar malondialdehid. Pengukuran parameter ini pada darah dan organ digunakan sebagai penanda adanya stres oksidatif. Radikal bebas akibat peroksidasi lipid dapat diredam dengan senyawa antioksidan. Beberapa penelitian telah membuktikan aktivitas antioksidan tebu (Saccharum officinarum). Daun tebu dan jus tebu dari varietas yang berbeda-beda telah menunjukkan sifat antioksidan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak etanol tebu dengan berbagai dosis terhadap kadar malondialdehid plasma tikus yang diinduksi stress oksidatif dengan karbon tetraklorida (CCl4). Daun tebu diekstraksi dengan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pembuatan kurva baku malondialdehid dilakukan dengan seri larutan 1,1,2,2-tetraethoxypropane. Pengujian dilakukan terhadap hewan uji tikus Wistar yang dibagi menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok meliputi kelompok normal tanpa induksi CCl4 diberikan CMC-Na 1%; kontrol negatif diberikan CMC-Na 1%; kontrol positif diberikan Silybum marinum yang 100 mg/kgBB; kelompok dosis yang terdiri atas 300, 400, dan 500 yang masing-masing diberikan ekstrak etanol daun tebu dosis dengan dosis 300 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB berturut-turut. Tikus diperlakukan sepanjang 14 hari lalu diambil sampel plasmanya pada hari ke-15 untuk pengukuran kadar malondialdehid. Hasil ekstraksi daun tebu mendapatkan rendemen sebesar 16,05%. Kurva baku yang digunakan untuk mengukur malondialdehid plasma tikus adalah y = 0,0059x + 0,0238. Hasil menunjukkan pemberian ekstrak daun tebu semua dosis memiliki nilai malondialdehid yang lebih rendah dibandingkan kontrol negatif. Dosis 400 mg/kgBB tidak memiliki perbedaan signifikan dengan kontrol positif, sedangkan dosis 500 mg/kgBB lebih rendah dibanding dengan kontrol positif. Hal ini diduga karena metabolit sekunder seperti flavon yang terdapat pada ekstrak yang dapat meredam radikal bebas. Ekstrak etanol daun tebu dapat berperan sebagai antioksidan dengan menurunkan kadar malondialdehid darah tikus terinduksi CCl4.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherJurnal Farmasien_US
dc.subjectKarbon tetrakloridaen_US
dc.subjectdaun tebuen_US
dc.subjectmalondialdehiden_US
dc.subjecttikusen_US
dc.titleThe Effect of Sugarcane Leaf Extract on Malondialdehyde Plasma Levels in Carbon Tetrachloride-Induced Ratsen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:LSP-Jurnal Ilmiah Dosen

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
FARMASI_THE EFFECT OF SUGARCANE LEAF EXTRACT ON MALONDIALDEHYDE.pdf832.21 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.