Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109402
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorNURHASANAH, Nunung-
dc.contributor.authorRACHMAWATI, Dwita Aryadina-
dc.contributor.authorSUTEJO, Ika Rahmawati-
dc.date.accessioned2022-09-13T02:38:24Z-
dc.date.available2022-09-13T02:38:24Z-
dc.date.issued2021-06-28-
dc.identifier.govdocKODEPRODI2010101#Pendidikan Dokter-
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109402-
dc.description.abstractPermasalahan gizi saat ini masih menjadi perhatian dunia terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Global Nutrition Report menunjukkan Indonesia termasuk negara yang memiliki tiga masalah gizi utama yaitu wasting (kurus), overweight (gemuk), dan stunting (pendek) pada balita. Stunting bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan asupan energi dan protein anak berusia 12-24 bulan dengan kejadian stunting di Desa Plerean, Sumberjambe, Jember. Ini adalah penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini seluruh anak berusia 12-24 bulan di Desa Plerean, Sumberjambe, Jember. Sebanyak 48 orang tua/responden diwawancarai mengenai riwayat konsumsi subyek penelitian satu hari sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui asupan energi dan protein yang dikonsumsi oleh subyek penelitian. Pengukuran asupan energi dan protein menggunakan metode 24 hours food recall dan penentuan stunting diperoleh dari data sekunder yang didapatkan dari Puskesmas Sumberjambe. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik purposive sampling. Data yang diperoleh selanjutnya dikonversi dalam bentuk satuan kalori dan diolah menggunakan program statistik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 28 subyek berjenis kelamin laki-laki, dan orang tua subyek penelitian berpenghasilan lebih rendah dari Upah Minimum Kabupaten (UMK). Sebanyak 68,75% subyek memiliki asupan energi dengan kategori defisit berat, dan 52,08% subyek memiliki asupan protein dengan kategori defisit berat. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hubungan asupan energi per hari dengan kejadian stunting subyek penelitian diperoleh nilai p=0,000 dengan koefisien korelasi -0,589. Kemudian, hubungan asupan protein per hari dengan kejadian stunting subyek penelitian diperoleh p=0,001 dengan koefisien korelasi -0,446. Sehingga dapat disimpulkan bahwa defisit berat asupan energi dan protein berhubungan dengan kejadian stunting pada subyek penelitian.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherJournal of Agromedicine and Medical Sciencesen_US
dc.subject24 hours food recallen_US
dc.subjectEnergien_US
dc.subjectProteinen_US
dc.subjectStuntingen_US
dc.titleSevere Deficit in Energy and Protein Intake Correlates with Stunting among Children Aged 12-24 Months in Plerean, Sumberjambe, Jemberen_US
dc.typeArticleen_US
Appears in Collections:LSP-Jurnal Ilmiah Dosen



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.