Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109144
Title: Analisis Kandungan Fosfat dalam Tanah Perkebunan Kopi Menggunakan Metode Ekstraksi Bray
Authors: WIDYAWATI, Ulva
Keywords: KANDUNGAN FOSFAT
PERKEBUNAN KOPI
METODE EKSTRAKSI BRAY
Issue Date: 16-Jun-2022
Publisher: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Abstract: Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah penghasil kopi. Jenis kopi yang ditanam adalah kopi robusta. Kopi robusta akan tumbuh subur pada ketinggian 300-700 m dpl. Kopi robusta ditanam karena tahan terhadap penyakit karat daun dan tidak memerlukan kondisi pertumbuhan dan pemeliharaan yang sulit. Kopi di setiap daerah atau kebun memiliki cita rasa dan aroma yang berbedabeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tanah, ketinggian perkebunan di atas permukaan laut dan intensitas cahaya. Pengukuran fosfat dalam tanah perkebunan kopi dilakukan dengan cara mengekstrak tanah. Ekstrak tanah yang diperoleh kemudian direaksikan dengan larutan Bray. Filtrat hasil ekstraksi dianalisis menggunakan metode spektrometri. Ketinggian pada tempat tumbuh tanaman kopi berpengaruh pada kandungan fosfat di dalam tanah. Perkebunan Panti memiliki kandungan fosfat yang tinggi dibandingkan dengan perkebunan Garahan dan Gunung Gumitir. Pengambilan sampel dibagi tiga titik yaitu bagian kanan, tengah dan kiri. Perkebunan Panti memiliki kandungan fosfat sebesar 41,97 (kanan); 41,15 (tengah); 41,90 (kiri). Perkebunan Garahan meiliki kandungan fosfat sebesar 33,25 (kanan); 32,88 (tengah); 34,31 (kiri). Perkebunan Gunung Gumitir memiliki kandungan fosfat sebesar 29,87 (kanan); 29,50 (tengah); 29,80 (kiri). Kandungan fosfat pada perkebunan Panti memiliki kandungan fosfat yang tinggi disebabkan ketinggian tempat tumbuh tanaman kopi tersebut. Perkebunan kopi Panti memiliki ketinggian 800 m dpl, Garahan 650 m dpl dan Gunung Gumitir 600 m dpl. Ketinggian pada daerah tanam berpengaruh pada kandungan fosfat dalam tanah. Semakin tinggi perkebunan tersebut maka kandungan fosfat di dalamnya tinggi. Fosfat dalam tanah dihubungkan dengan pola respon sensor (aroma) kopi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara fosfat dengan pola respon sensor (aroma) kopi berbanding terbalik. Tegangan yang dihasilkan dari data kebun Panti memiliki tegangan yang rendah dan memiliki kandungan fosfat yang tinggi. Kebun Garahan memiliki tegangan yang sedang dan kandungan fosfat yang sedang. Kebun Gunung Gumitir memiliki tegangan yang besar dan kandungan fosfat yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan fosfat dengan pola respon sensor (aroma) kopi (tegangan) yang dihasilkan berbanding terbalik. Tegangan semakin tinggi yang dihasilkan maka fosfat dalam tanah semakin rendah. Menurut Chen et al., (2013), fosfat dalam tanah tidak cukup mempengaruhi pola respon sensor (aroma) kopi melainkan berpengaruh pada pembentukan bunga dan biji kopi pada tanaman kopi.
Description: Finalisasi unggah file repositori tanggal 30 Agustus 2022_Kurnadi
URI: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/109144
Appears in Collections:UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Ulva Widyawati 161810301027.pdf
  Until 2027-08-11
872.61 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools