Studi Bawah Permukaan pada Daerah Konversi Lahan Sengon ke Kopi di Lereng Argopuro menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas 2D dan Nilai Sudut Geser Dalam

Abstract

Tanah merupakan himpunan dari mineral, bahan organik serta endapan yang relatif lepas dan berada di atas batuan dasar (bedrock). Struktur yang dimiliki oleh setiap jenis tanah berbeda-beda, hal itu disebabkan oleh sifat-sifat fisis yang berbeda yang miliki oleh tiap jenis tanah. Selain berdasarkan sifat fisis tanah, tiap jenis tanah memiliki nilai resistivitasnya masing-masing. Sifat fisis yang dimiliki oleh tiap jenis tanah dapat menentukan kestabilan suatu tanah. Tanah yang diindikasikan tidak stabil dapat menyebabkan potensi terjadinya tanah longsor. Longsor merupakan peristiwa bergeraknya massa tanah atau batuan dalam jumlah yang relatif besar dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Longsor terjadi akibat pergerakan massa tanah atau batuan akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan pada suatu lereng. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi struktur bawah permukaan adalah metode geolistrik resistivitas. Metode ini menghasilkan citra bawah permukaan dalam bentuk 2D dan diketahui nilai resistivitas untuk menentukan jenis tanah. Namun, informasi mengenai jenis tanah lebih detail belum dapat diperoleh sehingga perlu dilakukan uji lain yaitu uji indeks properties tanah. Uji ini terdiri atas uji analisa saringan dan uji plastisitas tanah. Hasil dari uji indeks properties ini lebih akurat karena merupakan pengukuran langsung terhadap sifat fisik tanah. Daerah penelitian yaitu lereng Argopuro di Desa Suci Kabupaten Jember merupakan daerah perkebunan yang kini beralih fungsi menjadi perkebunan kopi. Awal mula alih fungsi lahan di lereng Argopuro dikarenakan lahan yang lama terbengkalai kemudian digunakan oleh masyarakat setempat untuk ditanami tanaman produksi yaitu kopi, dimana masa panen tanaman kopi lebih cepat sehingga hal tersebut yang menjadi pilihan untuk membantu menunjang perekonomian masyarakat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui struktur bawah permukaan dan jenis tanah di lokasi tersebut, serta mengetahui kesesuaian antara kedua metode dalam menentukan jenis tanah. Selain itu, dari jenis tanah yang telah sesuai berdasarkan kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai sudut geser dalam (ϕ). Penelitian ini terdiri atas pengambilan data resistivitas, pengambilan sampel, dan pengujian indeks properties tanah. Jumlah lintasan yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini yaitu 2 lintasan yang terletak di lahan perkebunan di atas afdeling Kaliklepuh. Sedangkan pengambilan sampel tanah diambil sebanyak 2 sampel di lintasan kedua pada panjang lintasan 40 m dan 120 m dengan dugaan merupakan lapisan yang dapat menimbulkan resiko kestabilan tanah. Sampel tanah yang sudah diambil diuji di Laboratorium Geologi dan Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Jember. Berdasarkan hasil pencitraan data resistivitas 2D diperoleh informasi bahwa jenis tanah pada kedua lintasan didominasi dengan jenis tanah lempung lanauan. Nilai resistivitas pada lintasan 1 menghasilkan rentang nilai resistivitas (28,8 – 170) Ωm, sedangkan pada lintasan 2 menghasilkan rentang nilai resistivitas (11,8 – 440) Ωm. Hasil penelitian indeks properties tanah yang dilakukan menunjukkan bahwa sampel tanah yang diambil pada lintasan 2 merupakan jenis tanah lempung lanauan dengan plastisitas sedang. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara metode geolistrik resistivitas dan uji indeks properties tanah dalam menentukan jenis tanah.