Karakterisasi Profil Respon Sensor Gas Array Terhadap Aroma Bubuk Kopi Robusta Dilima Perkebunan Kopi Wilayah Kabupaten Jember

Abstract

Kopi merupakan hasil perkebunan yang biasa dikonsumsi dalam bentuk minuman yang berkhasiat dengan rasa dan aroma yang khas. Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Indonesia yang memiliki ke khasan aroma kopi dari setiap wilayah perkebunannya. Kabupaten Jember memiliki luas daerah sekitar 3.375 Km2, dimana 18.230 Ha adalah perkebunan kopi. Perkebunan kopi tersebar di 27 kecamatan diantara 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Jember, diantaranya kebun kopi Gunung Gumitir dan kebun kopi Silosanen di Kecamatan Silo, kebun kopi Rayap di Kecamatan Arjasa, kebun kopi Kaliwining di Kecamatan Rambipuji, dan kebun kopi Ledokombo di Kecamatan Ledokombo. Karakteristik kopi dari masing-masing kebun memiliki cita rasa yang berbeda. Cita rasa merupakan gabungan dari aroma dan rasa. Cita rasa pada kopi dipengaruhi kandungan senyawa volatil yang dimiliki dan dikeluarkan oleh kopi pada saat diseduh. Penentuan karakteristik kopi dapat dilakukan dengan menganalisa aroma khas yang dihasilkan bubuk kopi saat proses penyeduhan. Sensor gas array merupakan alat yang dapat digunakan untuk menentukan karakteristik aroma kopi. Sensor gas array yang digunakan tersusun dari 8 sensor gas MQ-136, MQ-135, MQ-3, MQ-6, MQ-7, MQ-8, MQ-9 dan MQ-2. Sensor gas array yang telah disusun kemudian digunakan untuk merespon aroma yang dihasilkan oleh sampel sehingga didapatkan sinyal tertentu dari setiap sensor. Sinyal yang dihasilkan oleh sensor berupa sinyal analog. Sinyal analog tersebut kemudian dikirimkan ke Mikrokontroler pada Arduino Mega. ADC (Analog Digital Converter) pada mikrokontroller akan merubah sinyal analog yang dikirimkan dari sensor menjadi sinyal digital. Mikrokontroller kemudian akan membaca nilai output dari sensor berupa data tegangan kemudian dikirimkan ke personal computer melalui port USB. Data tegangan yang diterima akan ditampilkan dalam bentuk grafik (tegangan vs ix waktu) pada LabView. Data yang diperoleh kemudian akan diolah oleh computer untuk menghasilkan pola sinyal pengukuran. Karakteristik pola respon sensor gas array dari setiap sampel kopi memiliki pola respon yang berbeda-beda (khas). Analisis PCA dan ANOVA mendukung adanya perbedaan karakteristik pada masing-masing sampel kopi. Hasil PCA menunjukkan adanya 5 kelompok wilayah kopi yang berbeda yaitu kopi (Gumitir, Silosanen, Kaliwining, Ledokombo dan Rayap) dan hasil ANOVA menunjukkan jika nilai Fhitung>Ftabel sehingga dapat disimpulkan data yang diperoleh memiliki perbedaan secara signifikan. Kinerja sensor gas array dalam karakterisasi aroma lima sampel kopi relatif baik digunakan yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai RSD <5% pada repeatabilitas sensor yang dihasilkan.