Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/100603
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSULISTYOWATI, Hari-
dc.contributor.advisorSUDARMADJI-
dc.contributor.authorPURNAMASARI, Dinasty-
dc.date.accessioned2020-08-24T02:49:14Z-
dc.date.available2020-08-24T02:49:14Z-
dc.date.issued2019-12-29-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100603-
dc.description.abstractHutan hujan tropis di Indonesia memiliki sumber daya hayati yang tinggi. Salah satu pemanfaatan SDH yaitu sebagai pewarna alami yang dihasilkan dari bagian-bagian pohon yaitu akar, batang, kulit batang, daun, bunga, buah, biji dan getah. Bagian tersebut mengandung pigmen warna yang dapat diekstrasi menjadi bahan utama pewarna alami. Pigmen pada tumbuhan tersebut antara lain karotenoid, klorofil dan antosianin serta turunannya, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber warna alami. Salah satu wilayah konservasi yang memiliki kekayaan hayati dengan potensi sebagai penghasil warna alami yaitu TNMB. Salah satu penghasil warna alami yaitu pohon penghasil warna yang beberapa jenis telah dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Namun demikian informasi tentang keanekaragaman jenis pohon penghasil warna di wilayah tersebut masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi dan keanekaragaman jenis pohon serta menganalis bagian dan warna yang dihasilkan oleh pohon penghasil warna di Blok Pletes Resort Wonoasri TNMB. Penelitian ini dilakukan di area yang secara geografis terletak pada 8°24´16´´LS dan 113°41´31´´BT dengan luas area 3,54 hektar. Pengambilan data dilakukan dengan metode plot ransek. Metode ini menggunakan plot dengan luas 10 x 10 meter, dengan peletakan plot tanpa jarak antara satu sama lain. Data tumbuhan yang dicuplik yaitu nama jenis atau jika tidak diketahui jenisnya maka diberikan kode nama dan deskripsi morfologi. Hasil deskripsi digunakan untuk analisis potensi warna alam yang dihasilkan oleh pohon tersebut. Selain itu jumlah individu per jenis dan jumlah total individu alam komunitas dihitung untuk menentukan keanekaragaman jenis dengan analisis rumus Shannon Wiener. Parameter abiotik yang diukur yaitu pH tanah, intensitas cahaya, suhu lingkungan, dan kelembaban udara yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan kemudian diidentifikasi jenis dan dianalisis warna yang dihasilkan berdasarkan studi literatur di laboratorium ekologi dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Hasil identifikasi menunjukkan 50 % dari 40 jenis pohon yang ditemukan adalah pohon penghasil warna. Jenis pohon tersebut terdiri atas 193 individu yang tergolong dalam 14 famili dan 19 genus. Famili dengan jumlah individu paling banyak ditemukan yaitu Moraceae, terdiri atas lima spesies yaitu Ficus benjamina L., F. hispida Roxb., F. glomerata Roxb., Artocarpus elasticus Rein. dan Streblus asper Lour.. Permukaan daun dari famili ini dilapisi lilin dan relatif tebal. Hal ini membantu dalam mengurangi evaporasi, sehingga dapat dengan baik beradaptasi di lingkungan kering. Spesies pohon penghasil warna dengan jumlah individu terendah adalah Terminalia bellirica Roxb., Alastonia scholaris R.Br. dan Garuga floribunda, sedangkan pohon dengan jumlah individu paling tinggi adalah Streblus asper Lour.. Hal ini disebabkan oleh proses polinasi Streblus asper yang lebih mudah dibandingkan dengan yang lain (Mulasari, 2016). Keanekaragaman jenis pohon penghasil warna memiliki nilai H’ sebesar 2,55 dan dikategorikan sedang. Hal ini didukung dengan jumlah individu per jenis dan jumlah seluruh individu yang ditemukan tercatat tinggi, namun terdapat beberapa jenis seperti Streblus asper Lour., dan Vitex pinnata L. yang mendominasi jumlah individu per jenis secara signifikan. Menurut literatur bagian pohon penghasil warna yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah kulit batang yang sebagian besar menghasilkan dua warna yaitu coklat dan hitam, karena memiliki kandungan metabolit sekunder berupa flavonoid dengan konsentrasi tinggi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 20 jenis pohon penghasil warna dari 40 jenis total tumbuhan yang ditemukan. Jenis-jenis tersebut antara lain Alstonia scholaris R.Br., Garuga floribunda, Caesalpinia sappan Lam., Vitex pinnata L., Persea americana Mill., Lagerstroemia speciosa Pers., Sterculia campanulata, dan Tectona grandis L. yang dapat menghasilkan warna. Warna yang banyak dihasilkan yaitu coklat dan kuning sedangkan bagian pohon yang paling banyak digunakan yaitu kulit batang pohon dengan menghasilkan warna coklat dan hitam. Nilai indeks keanekaragaman jenis pohon penghasil warna tergolong dalam kategori sedangen_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherJurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember 2019en_US
dc.relation.ispartofseries151810401005;-
dc.subjectjenis pohon pewarnaen_US
dc.subjectpohon pewarnaen_US
dc.subjecthujan tropisen_US
dc.subjectsumber daya hayatien_US
dc.titleKeanekaragaman Jenis Pohon Penghasil Warna DI Hutan Hujan Tropis Blok Pletes Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betirien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi1810401-
Appears in Collections:UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
DINASTY PURNAMASARI - 151810401005.pdf-.pdf1.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.

Admin Tools