dc.description.abstract | Interaksi komunikatif yang terjadi pada masyarakat membentuk pola-pola komunikasi di suatu realitas sosial. Penelitian ini mengkaji tentang pola komunikasi, dan termasuk ke dalam kajian linguistik interdisipliner etnografi komunikasi. Penelitian etnografi komunikasi ini terjadi pada ranah sosial bidang pelayanan publik Unit Transfusi Darah Kabupaten Jember. Penelitian ini mendeskripsikan pola-pola komunikasi yang terjadi antara petugas dan pendonor pada layanan donor di Kantor Unit Transfusi Darah dan kegiatan mobil unit, serta pola-pola komunikasi antara petugas dan keluarga pasien pada layanan darah.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk menganalisis data. Jenis data pada penelitian ini berupa transkrip teks percakapan baik antara petugas dan pendonor pada layanan donor, maupun antara petugas dan keluarga pasien pada layanan darah. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan terlibat, wawancara mendalam, dan pengumpulan dokumen. Pendekatan yang digunakan pada tahap pengumpulan dan analisis data yaitu pendekatan interpretatif serta menggunakan teknik triangulasi sumber untuk mengecek keabsahan data. Pada tahap analisis data, peneliti melakukan analisis domain, analisis taksonomik, analisis komponensial, dan analisis tema budaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi komunikatif yang terjadi baik antara petugas dan pendonor maupun keluarga pasien membentuk pola komunikasi yang lugas, terarah, dan luwes berkaitan dengan beberapa hal, yaitu: (1) penggunaan diksi dan struktur bahasa yang sesuai dengan etika pelayanan, sehingga mewujudkan pelayanan yang efektif dan terbuka; (2) interaksi komunikatif yang terjadi berlangsung secara dialogis memunculkan percakapan yang bersifat direktif dan ekspresif, sehingga mewujudkan komunikasi yang santai dan tidak kaku atau fleksibel; (3) alur komunikasi lebih didominasi oleh petugas, sehingga komunikasi berjalan sesuai dengan arahan petugas; (4) pola urutan secara garis besar terdiri atas identifikasi keperluan, pemberian layanan oleh petugas, serta penutup ditandai dengan selesainya kepentingan pendonor dan keluarga pasien.
Pola komunikasi pada setiap layanan yang diteliti membentuk pola komunikasi dialogis atau dua arah, ditandai dengan adanya hubungan timbal balik, baik antara petugas dan pendonor maupun keluarga pasien. Saat interaksi terjadi, petugas tetap mendominasi percakapan. Hal itu disebabkan oleh pentingnya peran petugas dalam menyeleksi calon pendonor pada saat akan melakukan donor, serta memastikan informasi pasien dan jenis darah yang dibutuhkan demi menghindari terjadinya kesalahan pada saat pengambilan darah. Interaksi tuturan petugas didominasi dengan tuturan direktif dan ekspresif seperti memberikan pertanyaan, arahan dan penjelasan serta ucapan terima kasih. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia ragam lugas untuk mewujudkan komunikasi yang bersifat terbuka.
Berdasarkan uraian di atas, pelayanan yang dilakukan dengan percakapan secara dialogis, direktif dan ekspresif untuk mewujudkan pelayanan yang baik untuk masyarakat, khususnya pendonor dan keluarga pasien yang datang. Hal itu untuk membangun kesan positif terhadap kinerja pelayanan publik serta dijadikan indikator keberhasilan pelayanan yang diberikan Unit Transfusi Darah Kabupaten Jember. Adapun tema budaya yang diperoleh dari penelitian ini adalah “Spirit untuk membantu sesama dalam konteks kemanusiaan yang dilandasi oleh rasa saling percaya baik antara petugas dan pendonor maupun keluarga pasien yang membutuhkan darah merupakan prinsip dasar interaksi komunikatif dalam pelayanan publik di Kantor Unit Transfusi Darah Kabupaten Jember”. | en_US |