dc.description.abstract | Penggunaan alat metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD,
MOP/MOW dan implan kurang diminati masyarakat di Kabupaten Jember.
Cakupan peserta KB baru sebanyak 62.949 atau 12,25% dan peserta KB aktif
mencapai 374.299 orang (72,85%) yang cenderung naik turun. Cakupan peserta KB
baru tersebut apabila dipilah menurut jenis kontrasepsi yang digunakan yaitu
81,32% akseptor memilih menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek (Non
MKJP), diantaranya suntik, pil, dan kondom. Cakupan peserta KB baru yang
mempergunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD,
MOP/MOW maupun implan hanya 18,68%. Persentase tertinggi alat KB yang
dipakai peserta KB baru adalah suntik sebesar 49,68% dan alat kontrasepsi yang
paling sedikit digunakan adalah MOP dan MOW masing-masing sebesar 0,04%
dan 1,05%.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian akseptor KB di Puskesmas
Patrang sebesar 185 dan Puskesmas Gumukmas 193 dengan total sampel berjumlah
378 akseptor KB. Teknik pengambilan sample menggunakan proporsional
stratified randome sampling. Metode pengumpulan data dengan teknik wawancara
menggunakan alat kuesioner. Analisis data menggunakan SEM PLS.
Responden di wilayah kerja Puskesmas Patrang hampir setengah
berpendidikan SMA. Hampir setengah responden di wilayah kerja Puskesmas
Gumukmas berpendidikan SMP, sedangkan sebagian kecil berpendidikan
perguruan tinggi. Tingkat pendidikan terakhir PUS mempengaruhi keikutsertaan
KB dan pemilihan suatu metode KB atau MKJP. Sebagian besar responden di
wilayah kerja Puskesmas Patrang memiliki jumlah anak lebih dari 2, hampir seluruh
responden di wilayah kerja Puskesmas Gumukmas memiliki jumlah anak lebih dari
2. Jumlah anak yang dimiliki seorang wanita, akan memberikan suatu pengalaman
dan pengetahuan, sehingga wanita dapat mengambil keputusan yang tepat tentang
cara atau jenis kontrasepsi yang akan dipakai. Sebagian besar responden di wilayah
kerja Puskesmas Patrang memiliki umur 20-35. Sebagian besar responden di
wilayah kerja Puskesmas Gumukmas memiliki umur 20-35 tahun. Bertambahnya
umur maka akan semakin dewasa seseorang, sehingga sangat mempengaruhi
keputusannya dalam menggunakan kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Kualitas pelayanan KB di Puskesmas Patrang yaitu sebagian besar
responden menilai bahwa kualitas pelayanan Kb yaitu baik. Kualitas pelayanan KB
di Puskesmas Gumukmas yaitu hampir setengah responden menilai bahwa kualitas
pelayanan Kb yaitu baik. Hampir setengah responden di wilayah kerja Puskesmas
Patrang memilih memakai Spiral/IUD, sedangkan sebagian kecil responden
memilih MOP dan MOW. Hampir separuh responden di wilayah kerja Puskesmas
Gumukmas memakai kontrasepsi Pil, sedangkan sebagian kecil dengan MOP.
Kualitas Pelayanan (Bukti Langsung, Keandalan, Daya tanggap, Jaminan,
Empati) berpengaruh terhadap keikutsertaan MKJP akseptor KB di wilayah kerja
Puskesmas Patrang dan Gumukmas dengan nilai signifikan (p-value 0,000)
dikarenakan hampir seluruh responden yang menilai empati buruk merupakan
responden yang tidak memakai MKJP dan keikutsertaan akan muncul jika
pelayanan yang diberikan telah mampu memenuhi harapan ataupun kebutuhan
pasien. Faktor Kualitas Pelayanan yang paling berpengaruh terhadap keikutsertaan
MKJP akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Patrang adalah daya tanggap (path
coefisien 0,710 dan p-value 0,000) dikarenakan aspek perkotaan sehingga
berkecenderungan memiliki kesibukan sehingga memilih ke tempat pelayanan
kesehatan yang memiliki daya tanggap cepat. Faktor Kualitas Pelayanan yang
paling berpengaruh terhadap keikutsertaan MKJP akseptor KB di wilayah kerja
Puskesmas Gumukmas adalah empati (path coefisien 0,813 dan p-value 0,000)
dikarenakan masyarakat Gumukmas merupakan masyarakat perdesaan, sehingga
unsur yang menentukan salah satunya dari aspek yang sifatnya pelayanan dengan
memperhatikan psikologis | en_US |