Show simple item record

dc.contributor.advisorWICAKSONO, Yudi
dc.contributor.advisorIRAWAN, Eka Deddy
dc.contributor.authorNADA, Nadifa
dc.date.accessioned2020-07-07T03:09:45Z
dc.date.available2020-07-07T03:09:45Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99588
dc.description.abstractAtorvastatin kalsium merupakan obat golongan statin yang dapat menurunkan kolesterol di dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit kardiovaskular (Kadu dkk., 2011). Atorvastatin kalsium memiliki 9 gugus donor ikatan hidrogen dan 15 gugus akseptor ikatan hidrogen. Atorvastatin kalsium sangat larut dalam metanol dan sedikit larut dalam air, dan dapar fosfat pH 7,4. Atorvastatin kalsium termasuk obat BCS kelas II yaitu obat yang memiliki permeabilitas yang baik tetapi kelarutannya rendah. Obat yang memiliki kelarutan yang rendah dapat mengakibatkan laju disolusi yang rendah pula, sehingga memiliki bioavailabilitas yang rendah dan absorpsinya kurang sempurna, oleh karena itu dibutuhkan peningkatan kelarutan dari atorvastatin kalsium sehingga bioavailabilitasnya dapat meningkat. Pembentukan kokristal merupakan salah satu meode yang dapat meningkatkan kelarutan suatu Bahan Akif Obat. Kokristal memiliki keuntungan dalam memperbaiki beberapa profil yang dimiliki oleh suatu obat seperti kelarutan, bioavailabilitas, dan kestabilan fisik. Kokristal dalam bentuk padatan kristal dapat memberi perubahan fisik dari Active Pharmaceutical Ingredients (API) tanpa mengubah aktivitas biologis dan identitas kimianya. Dalam penelitian ini dibuat kokristal atorvastatin kalsium dengan menggunakan koformer asam dipikolinat. Bentuk anionik dari asam dipikolinat merupakan bentuk yang efektif untuk membentuk ikatan hidrogen. Pada penelitian ini preparasi kokristal atorvastatin kalsium-asam dipikolinat dilakukan dengan metode penguapan pelarut menggunakan pelarut metanol. Metode ini dipilih karena mudah dan secara termodinamika lebih disukai. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, karena atorvastatin kalsium mudah larut dalam metanol dibandingkan dengan pelarut organik lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelarutan dan disolusi atorvasatin kalsium melalui pembentukan kokrisal dengan metode penguapan pelarut yang dapat dibuktikan dengan karakterisasi fase padat atorvastatin kalsium-asam dipikolinat. Dalam penelitian ini juga ditujukan untuk menentukan susunan synthon supramolekuler pada kokristal atorvastatin kalsium-asam dipikolinat. Preparasi penelitian ini dilakukan menggunakan bahan akif atorvasatin kalsium dengan koformer asam dipikolinat menggunakan metode penguapan pelarut dengan pelarut metanol yang selanjutnya untuk membuktikan terbentuknya kokristal dilakukan karakterisasi dan pengujian. Karakterisasi yang dilakukan berupa PXRD, DSC, FTIR , dan SEM. Kemudian dilakukan pengujian peningkatan kelarutan dan disolusi dari sampel kokristal dibandingkan dengan bahan awal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atorvastatin kalsium dengan asam dipikolinat dapat membentuk kokristal dibuktikan dengan hasil PXRD dari kokristal menujukkan puncak baru pada posisi 2θ pada 13,22; 17,87; 18,67; 23,49; dan 26,28˚. Hasil FTIR menunjukkan bahwa kokristal atorvastatin kalsium-asam dipikolinat mengalami interaksi intermolekuler dengan adanya ikatan hidrogen pada gugus donor proton N-H atorvastatin kalsium berikatan dengan gugus akseptor proton C=O asam dipikolinat dan gugus akseptor proton C=O atorvastatin kalsium berikatan dengan gugus donor proton O-H asam dipikolinat. Hasil SEM menunjukkan bahwa kokristal atorvastatin kalsium-asam dipikolinat berbentuk tidak beraturan dengan permukaan kasar. Hasil DSC menunjukkan titik peleburan kokristal atorvastatin kalsium-asam dipikolinat berada diantara titik peleburan bahan awal yaitu menjadi 98,9, sedangkan entalpi peleburan kokristal atorvastatin kalsium-asam dipikolinat mengalami penurunan dari bahan awal yaitu 192,9˚C. Hasil pengujian kelarutan dan disolusi dari kokristal atorvastatin kalsium-asam dipikolinat menunjukkan adanya peningkatan kelarutan dan disolusi dari bahan awal. Hasil analisis statistik menunjukkan pada penelitian uji kelarutan, nilai AUC, dan nilai Efisiensi Disolusi memiliki perbedaan dianggap bermakna (p < 0,05) dan mengalami distribusi normal (p > 0,05).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries162210101126;
dc.subjectKokristalisasien_US
dc.subjectBiner Atorvastatinen_US
dc.subjectKalsium-Asam Dipikolinaten_US
dc.subjectPenguapanen_US
dc.subjectPelaruten_US
dc.titleSistem Kokristalisasi Biner Atorvastatin Kalsium-Asam Dipikolinat Dengan Metode Penguapan Pelaruten_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record