dc.description.abstract | Penyakit infeksi merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia yaitu sebanyak 14,9 juta atau (>25%). Infeksi nosokomial adalah penyakit yang didapatkan pasien pada saat perawatan di rumah sakit. Bakteri E. coli dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran kemih, diarea, dan sepsis meningitis. Bakteri S. aureus dapat menyebabkan penyakit di permukaan kulit dan ditemukan pada penyakit, ispa, dan infeksi saluran kemih. Secara umum penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat diterapi salah satunya menggunakan antibiotik. Penggunaan senyawa antibiotik yang tidak terkontrol akan menjadi masalah baru yaitu adanya resistensi yang semakin mengkhawatirkan karena muncul beberapa bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Eksplorasi pengobatan infeksi salah satunya adalah pemanfaatan tanaman sebagai agen antibakteri. Salah satu bahan alam yang mempunyai potensi sebagai agen antibakteri adalah bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.). Tumbuhan ini mudah ditemukan pada wilayah pemukiman masyarakat suku dayak di pulau Kalimantan. Bawang dayak dimanfaatkan hanya pada bagian umbinya, sedangkan bagian daun menjadi limbah. Berdasarkan skrining metabolit sekunder ekstrk etanol daun bawang dayak diduga memiliki potensi antibakteri.
Dalam penelitian iniadilakukan pembuktian ilmiah adanya aktivitas antibakteri dan skriningafitokimia ekstrak etanol daun bawang dayak terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Skriningafitokimia dilakukan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung di dalam ekstrak etanol daun bawang dayak. kemudian dilakukan pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun bawang dayak. menggunakan metode difusi cakram dengan gentamisinasebagai kontrol positifxdan DMSO 10% sebagaixkontrol negatif. Penggunaan metode difusi cakram ditujukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dengan melihat adanya daya hambat di sekitar cakram. Hasil skrining fitokimia daun bawang dayak yaitu mengandung golongan senyawa metabolit sekunder pada alkaloid, polifenol, tanin, dan terpenoid. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 1, 5, 10, 20, dan 40% (b/v), sebesar 6,4±0,32; 7,04±0,13; 7,62±0,41; 8,47±0,15; dan 9,26±0,14 mm. Berdasar pengujian One Way ANOVA dan LSD diperoleh signifikansi P<0,05, sehingga diketahui adanya perbedaan yang signifikan antar konsentrasi. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 1, 5, 10, 20, dan 40% sebesar 0,00; 6,53±0,23; 7,47±0,34; 8,36±0,23; dan 9,04±0,41 mm. Berdasar pengujian One Way ANOVA dan LSD diperoleh signifikansi P<0,05, sehingga diketahui adanya perbedaan yangasignifikan antar konsentrasi. Hasil uji t test Potensi yang ditimbulkan konsentrasi 1 dan 5 % menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan tetapi pada konsentrasi 10, 20, dan 40% tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antar kedua bakteri. | en_US |