Show simple item record

dc.contributor.advisorYulia Ningsih, Indah S.Farm., M.Farm., Apt.
dc.contributor.advisorPuspitasari, Endah S.Farm., M.Sc., Apt.
dc.contributor.authorGus Wantoro, HIMAWAN
dc.date.accessioned2020-07-01T04:11:10Z
dc.date.available2020-07-01T04:11:10Z
dc.date.issued2020-01-17
dc.identifier.nim152210101014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99501
dc.description.abstractBeberapa negara di Asia, Amerika Latin, dan Afrika menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer. Indonesia sendiri telah lama mengenal dan menggunakan obat herbal. Obat herbal yang biasa digunakan Indonesia yaitu jamu. Jamu berasal dari penggalian kekayaan dan keanekaragaman bahan alamnyang bersumber dari warisan nenek moyang bangsa Indonesia ribuan tahun yang lalu. Pengetahuan mengenai tumbuhan obat memiliki karakteristik berbeda-beda di tiap wilayah. Pengetahuanntersebut biasanya merupakan warisan secara turun-temurun. Langkah untuk menggali pengetahuan suku lokal terhadap resep tradisional berkhasiat obat yaitu dengan cara melakukan etnofarmasi. Suku Pariopo terletak di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo yang merupakan wilayah perbukitan dengan kondisi tanah tandus. Masyarakat Suku Pariopo masih mempertahankan budaya aslinya dan mempercayai pengobatan tradisional sebagai pengobatan yang ampuh. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian etnofarmasi untuk mendokumentasikan penggunaan tumbuhan obat agar pengetahuan tentang obat tradisional Suku Pariopo tetap terjaga dan juga dapat mendukung program pemerintah dalam melestarikan pengetahuan penggunaan tumbuhan obat. Penelitian etnofarmasi yang dilakukan pada Suku Pariopo terletak di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo didapatkan sebanyak 3 informan yang mengobati menggunakan pengobatan tradisional. Ketiga informan tersebut memperoleh ilmu pengobatan secara turun-temurun dari keturunan Suku Pariopo, berusia lebih dari atau sama dengan 40 tahun dan pernah mengobati masyarakat meggunakan pengobatan tradisional. Metode yang digunakan adalah gabungan metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Pengumpulan data didapatkan melalui wawancara semi-structured dengan menggunakan tipe pertanyaan open-ended. Berdasarkan informasi dari informan terinventarisasi sebanyak 28 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional, 21 macam penyakit yang pernah diobati oleh informan, dan 22 resep tradisional yang dibuat dengan cara direbus (42,86%), diseduh dengan air (7,14%), digunakan langsung (25%), ditumbuk (10,71%) dan diparut (15,28%). Cara penggunaan obat tradisional yaitu dengan cara diminum 3 kali sehari (24,14%), diminum 2 kali sehari (20,68%), dimakan 3 kali sehari (24,14%), dioleskan pada bagian yang terkena penyakit (10,34%), diminum sehari sekali (3,45%), ditempelkan pada bagian yang sakit (3,45%), diminum sampai sembuh (3,45%), dan diurutkan pada bagian yang sakit (3,45%). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan perhitungan UV, ICF dan FL, tumbuhan yang berpotensi untuk dilakukan penelitian uji bioaktivitas adalah buah malaka digunakan untuk mengobati kategori penyakit sistem sirkulasi, tanggulun digunakan untuk mengobati kategori penyakit sistem pernafasan, kanduje dan berige digunakan untuk mengobati kategori penyakit otot sendi dan rangka, jahe dan kunir untuk mengobati kategori penyakit sistem pencernaan dengan nilai persentase FL sebesar 100%.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectSuku Pariopoen_US
dc.subjectStudi Etnofarmasien_US
dc.subjectDesa Bantal Kecamatan Asembagusen_US
dc.titleStudi Etnofarmasi Suku Pariopo Desa Bantal Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondoen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodibiologi farmasi
dc.identifier.kodeprodi2210101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record