dc.description.abstract | Diabetes Melitus merupakan penyakit mematikan peringkat ketiga di dunia
setelah kanker dan kardiovaskular. Indonesia meruapakan salah satu negara dari
sepuluh negara teratas dengan jumlah penderita diabetes yang terdiagnosis pada
rentang usia 20-79 tahun. Pankreatitis akut telah dikonfirmasi dapat meningkatkan
aktivitas α-amilase khususnya pada penderita diabetes. Aktivitas α-amilase yang
tidak terkontrol menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi atau disebut dengan
hiperglikemia. Inhibitor α-amilase saat ini telah dikembangkan sebagai salah satu
pendekatan ini yang dilakukan untuk mengontrol diabetes secara terapeutik dengan
mengurangi adsorbsi glukosa dalam peredaran darah. Inhibitor sintetik yang banyak
digunakan adalah akarbosa, namun inhibitor ini dapat menimbulkan berbagai efek
samping gastrointestinal.
Produk alami dari tumbuhan, baik sebagai ekstrak tanaman ataupun
senyawa murni memiliki peluang besar untuk penemuan obat baru, karena
ketersediaan senyawa kimia di alam yang sangat beragam. Daun J.gossypiifolia L.
merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional
menurut folklore masyarakat tengger, sehingga berpotensi sebagai antidiabetik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak kasar metanol,
ekstrak fraksi heksana, ekstrak fraksi diklorometana, dan ekstrak fraksi etil asetat
sebagai inhibitor terhadap α-amilase. Inhibitor dari daun J.gossypiifolia L. yang
memiliki aktivitas inhibisi tertinggi dianalisis lebih lanjut secara kinetika untuk
mengetahui jenis inhibisi terhadap α-amilase.
Daun J.gossypiifolia L. berupa 50 gram simplisia di ekstraksi menggunakan
metode maserasi selama 12 jam menggunakan pelarut metanol. Ekstrak kasar
metanol yang diperoleh sebanyak 1,93 gram dengan rendemen 4,24%. Ekstrak
kasar metanol kemudian di fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair
menggunakan heksana, diklorometana, dan etil asetat. Rendemen ekstrak fraksi
tertinggi diperoleh pada ekstrak fraksi heksana, diikuti dengan ekstrak fraksi etil
asetat dan ekstrak fraksi diklorometana dengan rendemen masing-masing sebesar
31,84% , 20,14% dan 14,57%.
Ekstrak daun J.gossypiifolia L. dari masing-masing pelarut dilakukan uji
inhibisi α-amilase secara in-vitro dengan inhibitor standar akarbosa digunakan
sebagai pembanding. Analisis uji inhibisi α-amilase dilakukan berdasarkan
penurunan konsentrasi produk gula pereduksi maltosa hasil hidrolisis substrat
amilum oleh enzim yang dinyatakan dalam persen inhibisi. Persen inhibisi terbesar
terhadap α-amilase dimiliki oleh ekstrak fraksi etil asetat sebesar 49,53±0,27%,
namun masih lebih kecil dari inhibitor standar akarbosa yaitu sebesar 96,12±0,90%.
Persen inhibisi ekstrak kasar metanol, ekstrak fraksi heksana, dan ekstrak
diklorometana terhadap α-amilase masing-masing sebesar 19,38±2,25% ,
19,38±2,25% , 36,69±1,57%.
Ekstrak fraksi daun J.gossypiifolia L. yang memiliki kemampuan inhibisi
tertinggi terhadap α-amilase dilakukan analisis secara kinetika untuk mengetahui
tipe inhibisinya. Kinetika enzim merupakan pendekatan untuk mempelajari
mekanisme reaksi katalisis oleh enzim dengan menentukan laju reaksi secara
kuantitatif menggunakan persamaan Michaelis-Menten. Parameter kinetika yang
digunakan yaitu KM dan Vmax. Konsentrasi substrat yang digunakan 0,0625%;
0,125%; 0,25%; 0,5%; dan 1% (w
/v), dengan variasi waktu inkubasi 0, 3, 6, 9, 12,
18 menit. Nilai absorbansi yang diperoleh dikonsversi menjadi konsentrasi produk
maltosa menggunakan kurva standar maltosa. Konsentrasi produk yang diperoleh
dengan variasi konsentrasi waktu diplotkan untuk mendapatkan gradien dari
persamaan linernya yang merupakan nilai kecepatan awal (V0). Plot LineweaverBurk yang diperoleh dari pengeplotan antara 1/V0 terhadap 1/[S] dapat digunakan
untuk mengetahui tipe inhibisi enzim dari nilai Konstanta Michaelis-Menten (KM)
dan kecepatan maksimum (Vmax). Nilai KM dari kontrol (Tanpa Inhibtior) dan
sampel (Dengan Inhibitor) pada penelitian ini diperoleh masing-masing sebesar
49,79±1,81 dan 49,79±1,77 , sedangkan untuk Vmax diperoleh masing-masing
sebesar 2,47±0,12 untuk kontrol (Tanpa Inhibitor) dan 3,07±0,21 untuk sampel
(Dengan Inhibitor). Nilai tersebut mengindikasikan bahwa tipe penghambatan
ekstrak fraksi etil asetat daun J.gossypiifolia L adalah kompetitif reversibel. Tipe
penghambatan kompetitif memberikan perubahan nilai pada konstanta MichaelisMenten (KM), tetapi tidak memberikan perubahan secara siginifikan terhadap nilai
kecepatan maksimum reaksi (Vmax). | en_US |