Show simple item record

dc.contributor.advisorPILUHARTO, Bambang
dc.contributor.advisorINDARTI, Dwi
dc.contributor.authorKIFTIYAH, Mariyatul
dc.date.accessioned2020-06-25T05:30:18Z
dc.date.available2020-06-25T05:30:18Z
dc.date.issued2020-01-28
dc.identifier.nimNIM1518103010055
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99384
dc.description.abstractTeknologi dalam kemasan saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Penggabungan sensor kimia dan biosensor dalam teknologi kemasan biasanya disebut dengan film Indikator atau kemasan cerdas. Kemasan cerdas ini dapat berupa label/film yang memberikan informasi visual kepada konsumen mengenai kondisi dari suatu produk. Kemasan cerdas terdiri dari dua komponen yaitu padatan pendukung dan indikator yang sensitif terhadap perubahan pH. Padatan pendukung dapat berupa polimer sintetik dan polimer alami seperti polietilen terepthalat, PVA, pati, kitosan, pektin, dan campuran kitosan/pati jagung. Pati merupakan polimer alami yang dapat digunakan sebagai padatan pendukung atau matriks dalam pembuatan film. Pati seringkali digunakan sebagai material pembuatan film karena ketersediaannya yang melimpah, biodegradable, renewable dan murah. Namun, film yang dihasilkan dari pati memiliki sifat permeabilitas yang tinggi sehingga perlu penambahan plastizicer berupa gliserol dan BCNC sebagai filler. Variasi BCNC yang digunakan adalah 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Film Pati/BCNC dapat diaplikasikan menjadi film indikator dengan cara menambahakan antosianin sebagai warna indikatornya. Pembuatan film Indikator warna dilakukan menggunakan metode oles dengan penggunaan antosianin sebesar 4 mL.Penelitian ini meliputi dua tahapan yaitu : (1) Preparasi BCNC dengan menggunakan hidrolisis asam (2) pembuatan film Indikator. Film Indikator selanjutnya dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR untuk mengidentifikasi adanya gugus dari antosianin, Laju Transmisi Uap Air (WVTR), Transmitasi Optik dengan menggunakan spektrofometer Uv-Vis pada panjang gelombang 400 nm dan analisis perubahan warna film diberbagai pH 1-10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada film indikator terdapat gugus fungsi baru pada bilangan gelombang 1654 cm-1 . Laju Transmisi uap air (WVTR) digunakan untuk mengetahui sifat permeabilitas dari film indikator, dengan rendahnya nilai WVTR maka akan meningkatkan kualitas dari film yang dihasilkan. Nilai WVTR terendah pada film indikator dengan konsentrasi BCNC 8% sebesar 0,0702 g/jam cm2 . Sifat permeabilitas film menurun seiring dengan penambahan konsentrasi BCNC sedangkan untuk transparansi film indikator dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400 nm. Transparansi dapat diketahui berdasarkan nilai transmitannya. Rendahnya nilai transmitan menunjukkan film yang dihasilkan lebih transparan. Film indikator dengan nilai transmitan tertinggi yaitu pada variasi konsentrasi BCNC 0% dan nilai transmitan terendah pada variasi konsentrasi 8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penurunan transmitan terjadi seiring dengan penambahan konsentrasi BCNC. Perubahan warna film indikator dianalisis dengan menggunakan larutan pH 1-10. Hasil analisis visual menunjukkan dengan adanya penambahan BCNC tidak menunjukkan perubahan warna yang signifikan dan konsisten pada film indikator yang disebakan oleh ukuran ketebalan film yang tidak seragam sehingga mempengaruhi jumlah antosianin yang tertanam pada film.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMen_US
dc.subjectBionanokompositen_US
dc.subjectKarakterisasi Filmen_US
dc.subjectSelulosaen_US
dc.subjectKemasan Cerdasen_US
dc.titleBionanokomposit Pati/BCNC sebagai Material Pembuatan Film Indikatoren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKIMIA
dc.identifier.kodeprodi1810301


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record