dc.description.abstract | Kopi sebagai salah satu komoditi andalan perkebunan Indonesia
memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai penghasil devisa. Hasil
olahan dari kopi sekitar 35 persen menjadi komoditas ekspor sedang sisanya
adalah konsumsi domestik.
Perkebunan kopi masih merupakan perkebunan yang cukup potensial
untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena, Pertama, kopi
merupakan bahan baku dalam proses produksi minuman yang semakin lama
mempunyai kedudukan prestisius sehingga dengan suplai yang berkesinambungan
akan menghasilkan harga yang relative stabil. Kedua, dalam proses pengolahan
kopi dari hulu ke hilir membuka kesempatan kerja yang cukup besar. Ketiga,
adanya potensi peningkatan konsumsi kopi perkapita semakin meningkat.
Tujuan penelitian yang dilaksanakan di desa Pakis Kecamatan Panti
Kabupaten Jember ini adalah mengetahui efisiensi usaha dan elastisitas
penyerapan tenaga kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kopi
di desa Pakis yang berjumlah 600 petani diambil secara stratifikasi random
sampling dengan jumlah 40 petani.
Hasil penelitian Pendapatan petani kopi di Desa Pakis Kecamatan Panti
Kabupaten Jember terbesar diperoleh oleh petani kopi yang mempunyai skala
usaha > 2 ha senilai Rp 364,876,666 sedangkan pendapatan terkecil diperoleh
oleh petani kopi yang mempunyai skala usaha dengan luas lahan < 1 ha senilai Rp
78.706.166 yang diperoleh dalam satu tahun. Rata-rata Revenue Cost Ratio dari
petani kopi dihitung dengan perbandingan total penerimaan / total biaya sehingga
diperoleh nilai skala usaha < 1 ha sebesar 2,1%, skala usaha 1 – 2 ha sebesar 2,6%
dan skala usaha lebih dari 2 ha sebesar 3,2%
Variabel bebas (luas lahan, tenaga kerja dan modal) secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan (significance) terhadap produksi kopi secara
persial baik luas lahan, tenaga kerja maupun modal mempunyai pengaruh paling
signifikan positip terhadap variabel produksi . | en_US |