dc.description.abstract | Negara berkembang seperti Indonesia, dihadapkan berbagai macam masalah salah
satunya masalah kepadatan penduduk. Dimana permasalahan yang timbuh akibat dari
kepadatan penduduk yaitu kurangnya kesempat kerja dan ketenagakerjaan yang di
kaitkan dengan peluang ekonomi yang diperoleh (Rizal, 2006). Pertumbuhan
penduduk yang tinggi dipicu dengan berbagai faktor yaitu kelahiran, kematian dan
migrasi. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi karena akan terjadi tingginya tingkat persaingan tenaga kerja,
sehingga akan menjadi pengangguran akibat dari ketidaksiapan untuk bersaing
menganggur berarti tidak mempunyai penangghasilan sehingga terjadilah
kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor untuk pembangunan suatu
daerah. Perkembangan pembangunan, distribusi pendapatan, penyediaan kesempatan
tenaga kerja dan merubah kesempatan tenaga kerja menjadi lebih baik merukapan
tujuan dari pembangunan (Todaro, 2000, 123).Tingkat pendapatan dan infrastruktur
yang tidak seimbang antar wilayah membuat tingkat penangguran bertambah.
Tingginya pertumbuhan dan persebaran penduduk yang tinggi secara tidak merata
yang kemudian memicu adanya mobilitas penduduk dari daerah yang memiliki
pertumbuhan ekonomi yang kurang baik menuju daerah yang memiliki pertumbuhan
ekonomi lebih baik, yaitu dari pedesa menuju ke perkotaan (Sari, 2016).Pada
umumnya faktor pendorong seseorang untuk melakukan migrasi yaitu berkurangnya
lapangan pekerjaaan di tempat asal. Alasan pekerjaan dan pendapatan yang terlalu
kecil di daerah asal sering kali menjadi alasan seseorang untuk melakukan migrasi.
Indonesia merupakan Negara besar dengan jumlah penduduk yang padat.Migrasi
yang sering di lakukan oleh masyarakat Indonesia adalah migrasi commuter. Migrasi
commuter yang juga sering di sebut migrasi ulang alik adalah perpindahan penduduk
atau gerak penduduk yang meninggalkan daerah asal ka daerah tujuan dalam batas
waktu tertentu dan kembali pada hari itu juga (Mantra, 1985). Kondisi yang paling
dirasakan menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke
kota adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi dari pada di daerah asal (Bandono, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi pendapatan.
Tingkat pendidikan, umur, jarak, jenis kelamin terhadap minat migrasi commuter
penduduk Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Untuk mencapai penelitian tersebut
digunakan data primer dari sampel sebanyak 100 responden. Responden dipilih dari
penduduk usia 15 tahun keatas yang melakukan migrasi commuter dari daerah asal ke
daerah tujuan atau bekerja di daerah Kecamatan Panti. Penelitian ini menggunakan
metode Binary Logistic Regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari
variabel motivasi pendapatan, umur, jarak, jenis kelamin memiliki nilai pengaruh
positif dan signifikan terhadap minat migrasi commuter penduduk Kecamatan Panti
Kabupaten Jember. Sedangkan variabel tingkat pendidikan memiliki nilai pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap minat migrasi commuter penduduk Kecamatan
Panti Kabupaten Jember. Hasil uji silmutan menunjukkan bahwa variabel motivasi
pendapatan, tingkat pendidikan, umur, jarak, jenis kelamin berpengaruh signifikan
terhadap minat migrasi commuter penduduk Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
Total variasi variabel minat migrasi commuter penduduk Kecamatan Panti
Kabupaten Jember dapat dijelaskan oleh seluruh variabel independen yaitu motivasi
pendapatan, tingkat pendidikan, umur, jarak dan jenis kelamin sebesar 54.9706%.
Sedangkan sisanya 45.0294% dijelaskan variabel lain diluar model. | en_US |