| dc.description.abstract | Mobilisasi yaitu kemampuan individu atau seseorang dalam melakukan pergerakan secara bebas, mudah dan teratur sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup yang sehat. Adanya pemenuhan mobilisasi perawat dapat mengurangi resiko dari komplikasi seperti perawatan tirah baring, pengaturan posisi, penggunaan kain linen yang terstruktur kasar dan melakukan ROM (Range of Motion) aktif dan pasif yang bertujuan untuk memperlancar peredaran darah pada tubuh. Penelitian ini dilakukan di ruang intensive care di dua Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Daerah dr. H. Koesnadi Bondowoso dan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Haryoto Lumajang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, perilaku dan hambatan perawat dalam pemenuhan mobilisasi oleh perawat di ruang intensive care.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Subjek penelitian ini adalah perawat di ruang intensive care, teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang terdiri dari 50 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap, perilaku dan hambatan perawat. Kuesioner ini terdiri dari 27 item pernyataan dengan 7 indikator yaitu indikator kemampuan melakukan rentang gerak, mobilisasi pasien, risiko pasien saat mobilisasi, risiko perawat pada saat mobilisasi, memfasilitasi mobilisasi pasien, penanganan pasien dan waktu perawatan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden mencapai nilai mean (rata-rata) 34,54 tahun. Lama kerja responden >5 tahun sebanyak 23 orang (46,0%) dengan jenis kelamin perempuan dan berpendidikan Ners sebanyak 24 orang (48,0%). Nilai mean (rata-rata) gambaran pengetahuan perawat sebesar 16,90, nilai tengah 18,00. Nilai minimal sebesar 10 dan nilai maksimal sebesar 25. Sehingga dapat dikatakan bahwa gambaran pengetahuan perawat maksimal. Dari indikator kemampuan melakukan rentang gerak yang menunjukkan bahwa 39 orang (78,0%) dengan pernyataan latihan rentang gerak (aktif atau pasif) cukup untuk mempertahankan otot pada pasien kritis responden menjawab setuju. Gambaran sikap perawat memiliki nilai rata-rata 28,64, nilai tengah 28,40, nilai minimal 24 dan nilai maksimal 40, sehingga dapat dikatakan bahwa perawat memiliki sikap kurang maksimal.
Hasil dari indikator risiko perawat pada saat mobilisasi sebanyak 39 orang (78,0%) dengan responden menjawab setuju pada pernyataan saya setuju akan memobilisasi pasien yang menggunakan ventilator mekanis. Begitu juga dengan gambaran perilaku perawat memiliki nilai rata-rata 6,04, nilai tengah 6,00, nilai minimal 2 dan nilai maksimal 10, sehingga dapat dikatakan bahwa perawat memiliki perilaku yang baik. Dimana indikator memfasilitasi mobilisasi pasien sebanyak 20 orang (40,0%) dengan responden menjawab setuju pada pernyataan saya akan bersedia mengurangi kadar sedatif untuk memobilisasi pasien yang diintubasi. Gambaran hambatan perawat dengan nilai mean (rata-rata) mencapai 25,48, nilai minimal 13 dan nilai maksimal 38, sehingga dapat dikatakan bahwa perawat memiliki hambatan dalam skala ringan sebanyak 29 orang (58,0%) dengan pernyataan bahwa mobilisasi dini tidak dipandang sebagai prioritas.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu gambaran pengetahuan dan perilaku perawat dapat dikatakan baik karena menujukkan bahwa nilai rata-rata mendekati nilai maksimal. Tetapi pada hambatan perawat masih perlu meningkatkan keyakinan dan keterampilan perawat dalam pemenuhan mobilisasi. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada perawat mengenai pengetahuan, sikap, perilaku dan hambatan perawat sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi perawat untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam pemenuhan mobilisasi dengan cara mengikuti berbagai pelatihan terkait pemenuhan mobilisasi. | en_US |
