Hubungan Antara Suhu Dan Intensitas Cahaya Terhadap Jumlah Jamur Pada Ruang Rawat Inap RSD Dr. Soebandi Jember
Abstract
Kualitas udara merupakan penentu penting dari kehidupan yang sehat. Kualitas udara tergantung pada berbagai gas dan partikel yang ada di dalamnya. Kualitas udara dalam ruangan pada rumah sakit yang kurang baik dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Salah satu indikator pencemar udara dalam ruang adalah jamur. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat persentase yang cukup besar terkait infeksi di rumah sakit akibat jamur, seperti Candida albicans serta beragam spesies Aspergillus, dan Penicillium. Adanya jamur pada udara dalam ruangan rumah sakit dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti kualitas fisik udara yaitu suhu dan intensitas cahaya ruang. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan sampel udara pada ruang rawat inap RSD dr. Soebandi agar dapat diketahui keberadaan jamur pada udara RSD dr. Soebandi Jember.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu ruang, intensitas cahaya ruang, jumlah jamur, jenis jamur, serta hubungan antara suhu dan intensitas cahaya terhadap jumlah jamur pada ruang rawat inap RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah ampel sebanyak 4 ruang rawat inap kelas III. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode passive sampling yaitu meletakkan media Potato Dextrose Agar (PDA) pada tengah ruangan dengan jarak 1 meter dari lantai dan dibiarkan terbuka selama 30 menit. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan bivariat untuk mendeskripsikan nilai suhu ruangan, intensitas cahaya ruangan, dan jumlah koloni jamur ruangan, serta mengetahui hubungan antara suhu dan intensitas cahaya ruang terhadap jumlah jamur pada ruang rawat inap RSD dr. Soebandi Jember.
Hasil penelitian ini didapatkan nilai suhu ruangan bernilai antara 29,6-32,2C, sedangkan pengukuran intensitas cahaya ruang bernilai antara 10-30 lux. Jumlah koloni jamur yang didapat pada penelitian ini bernilai antara 1,63-58,93 CFU/m3 dan terdiri atas 10 jenis jamur, yaitu Cladosporium cladosporioides, Aspergillus niger, Exophiala xenobiotica, Blastomyces dermatitidis, Penicillium spp, Neurospora crassa, Neoscytalidium dimidiatum, Alternaria spp, Trichosporon spp, dan Chrysosporium spp. Pada uji korelasi menyatakan terdapat hubungan antara suhu dengan jumlah jamur saat bukan jam kunjung dengan p-value=0,026 dengan koefisien korelasi sebesar 0,974 yang menunjukkan bahwa semakin besar suhu ruangan semakin besar pula jumlah jamur pada udara ruang rawat inap, namun tidak ditemukan adanya hubungan antara intensitas cahaya dengan jumlah jamur baik saat jam kunjung maupun bukan jam kunjung
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]