dc.description.abstract | Popok sekali pakai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, namun
penggunaan tidak tepat merupakan faktor risiko infeksi saluran kemih (ISK) pada
anak. Infeksi saluran kemih pada anak perlu mendapatkan perhatian karena ISK
sering muncul sebagai tanda dan faktor risiko kelainan serius, selain itu
manifestasi klinis yang bervariasi juga menyebabkan ISK sering tidak terdeteksi
dengan baik. Deteksi dini dengan melihat ada tidaknya bakteriuria bermakna perlu
dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya komplikasi jangka panjang. Baku
emas untuk deteksi bakteriuria adalah dengan kultur urin, namun metode ini
masih memiliki beberapa kelemahan. Pemeriksaan carik celup dapat digunakan
sebagai pemeriksaan alternatif. Namun, sampai saat ini akurasi pemeriksaan carik
celup untuk deteksi dini bakteriuria bermakna terutama pada anak yang memiliki
faktor risiko ISK masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui akurasi pemeriksaan carik celup untuk deteksi dini bakteriuria
bermakna pada anak yang memiliki faktor risiko ISK yaitu anak pengguna popok
sekali pakai.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan
rancangan penelitian cross-sectional. Variabel dari penelitian ini yaitu
pemeriksaan carik celup dan pemeriksaan kultur urin. Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Mikrobiologi FK UNEJ pada bulan Juni-Juli 2019. Sampel yang
digunakan yaitu urin anak usia 0-4 tahun yang memiliki riwayat penggunaan
popok sekali pakai rutin di enam TPA di Jember. Besar sampel minimal yang
dibutuhkan sebesar 26 sampel. Pengambilan sampel urin dilakukan dengan
menggunakan popok sekali pakai yang telah ditempeli panty-liner di bagian
dalamnya. Urin yang terserap dalam panty-liner digunakan untuk pemeriksaan carik celup dan urin yang terserap dalam popok sekali pakai digunakan untuk
kultur urin. Data yang didapatkan dari kedua pemeriksaan tersebut kemudian
disajikan dalam tabulasi silang dua dan dicari nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai
praduga positif (NPP), nilai praduga negatif (NPN), likelihood ratio positive
(LR+), dan likelihood ratio negative (LR-).
Dari penelitian ini didapatkan nilai diagnostik dari pemeriksaan carik celup
yaitu sensitivitas 50 %, spesifisitas 80,8 %, NPP 28,6 %, NPN 91,3 %, LR+ 2,6,
dan LR- 0,6. Berdasarkan nilai-nilai tersebut pemeriksaan carik celup kurang
akurat sebagai alat deteksi dini bakteriuria bermakna karena nilai sensitivitas dan
NPP yang jauh dari nilai 100 % kemudian nilai LR+ dan LR- yang berpengaruh
kecil dan sangat kecil pada likelihood penyakit, namun nilai spesifisitas dan NPN
yang tinggi menunjukkan bahwa pemeriksaan carik celup dapat digunakan untuk
menyingkirkan seseorang yang tidak mengalami bakteriuria bermakna. Penelitian
ini masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya yaitu interval kepercayaan
yang digunakan masih 90 %, tidak adanya uji pendahuluan untuk menilai
prevalensi populasi yang diteliti, dan adanya beberapa prosedur yang belum
dilaksanakan dengan baik. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
pemeriksaan carik celup kurang akurat untuk deteksi dini bakteriuria bermakna
pada populasi anak pengguna popok sekali pakai. | en_US |