Show simple item record

dc.contributor.advisorSHODIKIN, Muhammad Ali
dc.contributor.advisorSAKINAH
dc.contributor.authorPUTRI, Ika Rizki Muhinda
dc.date.accessioned2020-04-30T05:03:57Z
dc.date.available2020-04-30T05:03:57Z
dc.date.issued2019-09-23
dc.identifier.nim152010101078
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98672
dc.description.abstractPopok sekali pakai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, namun penggunaan tidak tepat merupakan faktor risiko infeksi saluran kemih (ISK) pada anak. Infeksi saluran kemih pada anak perlu mendapatkan perhatian karena ISK sering muncul sebagai tanda dan faktor risiko kelainan serius, selain itu manifestasi klinis yang bervariasi juga menyebabkan ISK sering tidak terdeteksi dengan baik. Deteksi dini dengan melihat ada tidaknya bakteriuria bermakna perlu dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya komplikasi jangka panjang. Baku emas untuk deteksi bakteriuria adalah dengan kultur urin, namun metode ini masih memiliki beberapa kelemahan. Pemeriksaan carik celup dapat digunakan sebagai pemeriksaan alternatif. Namun, sampai saat ini akurasi pemeriksaan carik celup untuk deteksi dini bakteriuria bermakna terutama pada anak yang memiliki faktor risiko ISK masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi pemeriksaan carik celup untuk deteksi dini bakteriuria bermakna pada anak yang memiliki faktor risiko ISK yaitu anak pengguna popok sekali pakai. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Variabel dari penelitian ini yaitu pemeriksaan carik celup dan pemeriksaan kultur urin. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi FK UNEJ pada bulan Juni-Juli 2019. Sampel yang digunakan yaitu urin anak usia 0-4 tahun yang memiliki riwayat penggunaan popok sekali pakai rutin di enam TPA di Jember. Besar sampel minimal yang dibutuhkan sebesar 26 sampel. Pengambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan popok sekali pakai yang telah ditempeli panty-liner di bagian dalamnya. Urin yang terserap dalam panty-liner digunakan untuk pemeriksaan carik celup dan urin yang terserap dalam popok sekali pakai digunakan untuk kultur urin. Data yang didapatkan dari kedua pemeriksaan tersebut kemudian disajikan dalam tabulasi silang dua dan dicari nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai praduga positif (NPP), nilai praduga negatif (NPN), likelihood ratio positive (LR+), dan likelihood ratio negative (LR-). Dari penelitian ini didapatkan nilai diagnostik dari pemeriksaan carik celup yaitu sensitivitas 50 %, spesifisitas 80,8 %, NPP 28,6 %, NPN 91,3 %, LR+ 2,6, dan LR- 0,6. Berdasarkan nilai-nilai tersebut pemeriksaan carik celup kurang akurat sebagai alat deteksi dini bakteriuria bermakna karena nilai sensitivitas dan NPP yang jauh dari nilai 100 % kemudian nilai LR+ dan LR- yang berpengaruh kecil dan sangat kecil pada likelihood penyakit, namun nilai spesifisitas dan NPN yang tinggi menunjukkan bahwa pemeriksaan carik celup dapat digunakan untuk menyingkirkan seseorang yang tidak mengalami bakteriuria bermakna. Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya yaitu interval kepercayaan yang digunakan masih 90 %, tidak adanya uji pendahuluan untuk menilai prevalensi populasi yang diteliti, dan adanya beberapa prosedur yang belum dilaksanakan dengan baik. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan carik celup kurang akurat untuk deteksi dini bakteriuria bermakna pada populasi anak pengguna popok sekali pakai.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERANen_US
dc.subjectPemeriksaan carik celupen_US
dc.subjectPopok Sekali Pakaien_US
dc.subjectBakteriuriaen_US
dc.titleAkurasi Pemeriksaan Carik Celup untuk Deteksi Dini Bakteriuria Bermakna pada Anak Pengguna Popok Sekali Pakaien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiPENDIDIKAN DOKTER
dc.identifier.kodeprodi2010101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record