Show simple item record

dc.contributor.authorSEPTIA NINGSIH WULANDARI
dc.date.accessioned2013-12-18T03:50:00Z
dc.date.available2013-12-18T03:50:00Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM071810201043
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9831
dc.description.abstractLogam Cu merupakan logam esensial yang jika berada dalam konsentrasi rendah dapat merangsang pertumbuhan organisme sedangkan dalam konsentrasi yang tinggi dapat menjadi penghambat. Pencemaran logam Cu berasal dari industri tekstil (Industri kertas), limbah rumah tangga, pertanian (pestisida dan pupuk melebihi dosis), pelabuhan dan peternakan. Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam berat yang bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan diatas 0,1 ppm. Kandungan logam berat yang berlebih dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan, penurunan produktivitas tanaman, serta dapat menyebabkan kematian. Akumulasi Cu pada tanaman selain menyebabkan tanaman kerdil dan klorosis pada daun juga menyebabkan pengurangan tingkat fotosintesis, perusakan struktur kloroplas, terganggunya proses transport elektron selama fotosintesis, serta berkurangnya kerapatan kloroplas. Kekurangan unsur Cu dapat menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow (Jaringan klorosis berwarna hijau pucat sampai kekuningan, muncul di tengah anak daun muda). Pada manusia keracunan Cu secara kronis menimbulkan penyakit Wilson (kerusakan pada otak serta penurunan kerja pada ginjal dan pengendapan Cu pada kornea mata) dan Kinsky (terbentuknya rambut yang kaku dan berwarna kemerahan pada penderita) juga penyakit Menkes (sindroma rambut keriting atau seperti baja). Penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Jurusan Fisika dan Green House Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Jember bertujuan untuk mengetahui efek tembaga (Cu) pada beda potensial listrik permukaan daun. Pengukuran yang dilakukan menggunakan lima variasi konsentrasi tembaga (0,04, 10, 50, 100, dan 200 ppm) yang berada dalam tanaman bawang viii merah, dimana setiap perlakuan terdapat lima pengulangan. Selain pengukuran beda potensial listrik permukaan daun juga dilakukan pengukuran luas daun dan pengamatan secara visual. Hasil pengukuran kemudian diolah dengan metode statistik One-Way ANOVA. Berdasarkan hasil uji statistik, pada pengukuran beda potensial listrik permukaan daun terjadi perbedaan yang signifikan dari minggu pertama sampai minggu keempat. Pengukuran luas daun juga menunjukkan perbedaan yang signifikan dari minggu pertama sampai keempat. Pada pengamatan visual warna daun tanaman terlihat tidak ada beda signifikan antara kontrol dan perlakuan perminggunya artinya bahwa pengamatan visual warna daun tidak efektif untuk digunakan sebagai indikator dalam menentukan tanaman yang teracuni Cu untuk berbagai konsentrasi Cu. Sedangkan pengukuran beda potensial listrik permukaan daun sedini mungkin sudah dapat dijadikan indikator adanya efek tembaga berdasarkan nilai beda potensial listrik permukaan daunnya. Sehingga hasil pengamatan luas daun dan gejala visual dapat digunakan sebagai data pendukung pada beda potensial listrik permukaan daun.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071810201043;
dc.subjectEfek Tembaga (Cu) Pada Beda Potensial Listrik Permukaan Daun Tanaman Bawang Merahen_US
dc.titleEFEK TEMBAGA (Cu) PADA BEDA POTENSIAL LISTRIK PERMUKAAN DAUN TANAMAN BAWANG MERAHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record