dc.description.abstract | Penyadap karet bekerja pada malam hari untuk melakukan penyadapan, dan di pagi hari
untuk mengumpulkan getah karet. Umumnya, penyadap karet bekerja pada waktu tidur
dan istirahat pada malam hari. Jika ini diulangi, itu dapat mengganggu ritme sirkadian
seseorang dan berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan beban kerja dengan kualitas tidur petani karet di PTPN XII,
Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Populasi penelitian ini adalah semua penyadap
karet yang bekerja di PTPN XII dari 523 petani. Ukuran sampel adalah 227 petani.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner NASA TLX (α-Cronbach = 0,92) dan kuesioner PSQI
(α-Cronbach = 0,79). Kelaiakan etika penelitian ditentukan oleh KEPK Fakultas
Keperawatan, Universitas Jember, dengan nomor 2833/UN25.1.115/SP/2019. Usia
penyadap karet berkisar 18-67 tahun, mayoritas laki-laki (60,4%), pendidikan terakhir SD
(81,9%), Lama Kerja <7 jam/hari (50,2%) dengan lama tidur <6 jam/hari (71,4%).
Analisis data menggunakan uji statistik Spearman Rank dengan p-value = 0,002 dan r
hitung = -0,205, yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi beban kerja, semakin rendah kualitas tidur. Beban
kerja yang berlebihan akan menyebabkan kelelahan; Kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan kelelahan dan stres, yang akan memengaruhi kesulitan tidur. Penyadap
karet yang bekerja di malam hari akan mencoba untuk tertidur di pagi atau sore hari,
tetapi penyadap pasti akan kehilangan atau mengalami gangguan pada kualitas tidur.
Saran bagi petugas kesehatan, terutama keperawatan, penelitian ini dapat digunakan
sebagai sumber informasi dalam meningkatkan upaya promotif dan preventif dalam
keselamatan kerja saat berkebun. | en_US |