dc.description.abstract | Tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian
penghargaan yang diterapkan oleh lembaga atau organisasi tempat mereka
bekerja. Semakin banyak karyawan yang berkinerja baik, produktivitas
perusahaan akan meningkat sehingga karyawan yang bekerja di perusahaan
tersebut akan mendapatkan peluang untuk naik jabatan serta bisa berpegang teguh
dengan komitmen yang sudah karyawan terapkan. Kinerja karyawan juga dapat
diukur dengan beberapa faktor antara lain pengembangan karir, penilaian prestasi
kerja dan komitmen, hal tersebut berhubungan positif bagi keberhasilan
perusahaan (Agustinus, S. 2018).
Pengembangan karir sangat penting bagi suatu organisasi, karena karir
merupakan kebutuhan yang harus terus dikembangkan dalam diri seorang
karyawan sehinga mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
Handoko (2009:160) mendefinisikan pengembangan karir merupakan proses
organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para
karyawannya guna mempersiapkan karyawan yang berbobot untuk memenuhi
kebutuhan karyawan di masa yang akan datang. Definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa pengembangan karir adalah aktivitas yang membantu karyawan
merencanakan masa depan karir mereka di perusahaan agar karyawan dan
perusahaan dapat mengembangkan diri secara maksimum.
Karyawan yang sudah terlihat dalam meningkatkan karirnya pasti memiliki
penilaian prestasi kerja yang baik, tidak diragukan lagi dalam kinerja
diperusaahaan tersebut. Menurut Handoko (2003:135) penilaian kinerja adalah
proses melalui dimana organisasi-organisasi mengevaluasi dan menilai kinerja
karyawan untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan
umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan. Hal ini, pelaksanaan
pekerjaan secara keseluruhan bukan berarti hanya dilihat atau dinilai hasil fisiknya
saja tetapi meliputi berbagai hal seperti kuantitas kerja, kualitas kerja, displin,
kerjasama, tanggung jawab, kesetiaan, kejujuran serta komitmen pada perusahaan
tersebut (Soeprihanto, 2000:7).
Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki
ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan
menerima nilai yang ada serta tekad dari dalam diri individu untuk berbuat
sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan
lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dirinya
sendiri. Menurut Robbins (2008:69) dalam perilaku organisasi, komitmen
organisasi merupakan komponen dari perilaku. Apabila karyawan memiliki
komitmen yang baik dan mendukung bagi perusahaan, maka kinerja karyawan
akan semakin meningkat.
Lokasi Penelitian ini bertempat di PTPN. XII (Persero) Kebun Renteng
Jember. Penelitian ini digolongkan sebagai explanatory research, yaitu pengujian
didasarkan pada kajian teoritis dan empiris. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah sampling jenuh yang berjumlah 50 orang karyawan, teknik
penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda
dengan variabel bebas yaitu pengembangan karir, penilaian prestasi kerja dan
komitmen organisasi dan kinerja sebagai variabel terikat.
Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel pengembangan karir berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan menunjukkan nilai signifikansi 0,000
dengan nilai thitung sebesar 5,970. Variabel penilaian prestasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan menunjukkan nilai signifikansi 0,000
dengan nilai thitung sebesar 4,864. Variabel komitmen organisasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan menunjukkan nilai signifikansi 0,000
dengan nilai thitung sebesar 4,188. | en_US |