Show simple item record

dc.contributor.advisorDEWI, Erti I
dc.contributor.advisorHADI, Enggal
dc.contributor.authorMULIANINGRUM, Sari
dc.date.accessioned2020-04-15T11:10:40Z
dc.date.available2020-04-15T11:10:40Z
dc.date.issued2019-07-11
dc.identifier.nim152310101348
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98095
dc.description.abstractMasalah yang sering dihadapi petani karet adalah kualitas dan kuantitas hasil karet yang tidak memadai, beban kerja yang berat, cuaca yang dingin dan kondisi lingkungan yang kurang aman. Apabila petani karet mengalami stres kerja maka petani tersebut akan mengalami kelelahan kerja dan akan berdampak pada kinerja petani karet. Tidak hanya itu, stres kerja juga akan menimbulkan masalah psikolgis dan sosial bagi petani karet. Tujuan penelitian untuk menganalisa hubungan stres kerja dengan kelelahan kerja petani karet di PTPN XII Kebun Renteng Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Desain penelitian menggunakan penelitian observasionalanalitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sample dengan simple random samplingmenghasilkan 78 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner stres kerjadengan nilai uji validitas terendah 0,485, tertinggi adalah 0,705 dan nilai reliabilitas sebesar 0,938.Sedangkan kuesioner Fatigue Severity Scale (FSS) dengan nilai uji validitas sebesar 0.751 dan nilai reliabilitas sebesar 0,806 yang dilakukan tanggal 3 Juli 2019-12Juli 2019. Uji etik penelitian No.461/UN25.8/KEPK/DL/2019. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 78 responden ada 73 responden (92,6%) yang berarti petani mengalami stres tinggi. Dan sebanyak 78 responden (100%) mengalami kelelahan kerja tinggi. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman’s dengan p value 0,000 (α ≤ 0,05) artinya terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja petani karet di PTPN XII Kebun Renteng Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Nilai kekuatan korelasi atau rvalue = 0,538 artinya memiliki hubungan positif atau searah, yakni semakin tinggi stres kerja maka semakin tinggi pula kelelahan kerja petani karet. Stres kerja dapat berakibat positif (eustress) yang diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, namun pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri sendiri maupun tempat kerja (Munandar, 2008).Masalah tersebut akan menimbulkan stres kerja apabila petani tidak dapat menyikapinya dengan baik.Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan menurunnya efisiensi dan ketahanan seseorang dalam bekerja.Istilah kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga kerja untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Nurmianto, 2003).Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal diantaranya usia, masa kerja, kualitas tidur, dan beban kerja, sedangkan faktor eksternal yaitu waktukerja dan iklim kerja yang tidak menentu (Juliana dkk, 2018). Menurut Tarwaka (2015), dampak dari stres akibat kerja dapat menyebabkan reaksi emosional, perubahan kebiasaan atau mental dan perubahan fisiologis. Salah satu perubahan fisiologis yaitu kelelahan.Stres yang dialami seseorang dipengaruhi oleh sistem kerja saraf melalui stresor dari dalam maupun luar. Stresor tersebut kemudian mengaktifkan kelenjar yang menghasilkan hormon kortisol dan adrenalin di bagian otak. Hormon tersebut kemudian bekerja secara bersama-sama mengaktifkan sistem saraf simpatik dengan meningkatkan detak jantung menjadi lebih cepat, menurunkan nafsu makan, mengendalikan kelenjar keringat dan membuat otot bekerja lebih ekstra sehingga tubuh mengalami kelelahan (Mahmud dan Zahrotul, 2016). Kelelahan kerja menunjukkan perbedaan antara keadaan fisik tubuh dengan mental yang akan mengakibatkan penurunan pada daya kerja dan ketahanan tubuh untuk bekerja akan berkurang.Perasaan lelah yang sangat tinggi akan membuat pekerja tidak mampu lagi melakukan pekerjaannya. Jika terus dipaksakan untuk terus bekerja, kelelahan akan semakin bertambah dan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan bahkan dapat memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan pekerja (Suma’mur, 2009). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan fisik dan psikologis petani karet adalah dengan upaya promotif dan preventif. Yakni dengan dengan melakukan edukasi terkait stres kerja dan kelelahan kerja, agar petani mengerti terkait stres kerja. Serta cara mengajarkan manajemen stres melalui terapi relaksasi dan terapi otot progresif untuk menurunkan stres serta terapi lainnya. Agar petani mampu mencegah timbulnya stres kerja sehingga tidak menyebabkan kelelahan kerja.en_US
dc.language.isoINDen_US
dc.publisherFACULITY OF NURSING, UNIVERSITY OF JEMBERen_US
dc.subjectSTRES KERJAen_US
dc.subjectKELELAHAN KERJAen_US
dc.subjectPETANI KARETen_US
dc.subjectPTPN XII RENTENGen_US
dc.subjectAJUNGen_US
dc.subjectJEMBERen_US
dc.titleHubungan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Petani Karet di Kebun PTPN XII Renteng, Kabupaten Ajung, Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record