dc.description.abstract | Sekolah adalah tempat yang tepat untuk memberikan informasi dan nilai-nilai terkait topik HIV/AIDS yang dapat merubah sikap pada remaja dan memiliki dampak yang besar untuk kehidupan mereka. Guru yang menjalankan tugas tersebut disekolah, guru juga yang memiliki peran penting dalam pembentukan sikap, pengetahuan, dan perilaku pada remaja. Masalah yang dihadapi guru dalam menjalankan perannya yaitu karena faktor sosial dan budaya yang masih menganggap tabu, sehingga guru merasa tidak percaya diri dalam menyampaikan materi tentang HIV/AIDS. Masalah yang terjadi pada peran guru juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap guru terhadap HIV/AIDS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap dengan peran guru dalam pencegahan HIV/AIDS di Jember. Desain penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik sampling yaitu cluster random sampling. Perhitungan sampel menggunakan Statistical Power Analyses dengan GPower, sehingga sampel yang didapatkan sebanyak 106 responden. Sampel pada penelitian menjadi 99 responden karena 7 responden tidak bersedia menjadi responden. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan sikap yaitu Knowledge, Attitude, Beliefs, and Practice (KABP) dan untuk mengukur peran guru menggunakan kuesioner peran guru.
Hasil penelitian ini untuk data karakteristik yaitu umur responden rata-rata 40,39, jenis kelamin sebagian besar perempuan (70,7%), sebagian besar guru berstatus menikah (84,8%), pendidikan terakhir D-IV 4,1%, S1 84,8%, dan S2 11,1%. Sebagian guru berpengalaman mengajar >10 tahun (59,6%), dengan hampir sebagian guru berpenghasilan >Rp. 3.000.000 (47,5%). Hampir semua guru mengatakan membutuhkan informasi HIV/AIDS (98%), hampir semua guru mendapatkan informasi melalui internet (18,8%) dan televisi (16,2%), dan sebagian besar guru mengatakan tingkat informasi mereka cukup (89,9%). Pengetahuan guru tentang HIV/AIDS memiliki rata-rata 19,56 yang menunjukkan pengetahuan guru baik. Sikap guru terhadap HIV/AIDS memiliki rata-rata 45,53 yang menunjukkan sikap guru positif. Peran guru dalam pencegahan HIV/AIDS pada remaja memiliki rata-rata 5,25 yang menunjukkan peran guru belum dilaksanakan dengan baik. Uji statistik pengetahuan dengan peran guru menunjukkan p value yaitu 0,094 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan peran guru. Uji statistik antara sikap dengan peran guru menunjukkan p value yaitu 0,94 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap dengan peran guru.
Peran guru dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu guru harus mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS yang benar tanpa ada kesalahpahaman dan sikap positif guru dapat meningkatkan empati guru kepada penderita HIV/AIDS yang dapat mempengaruhi perannya dalam melakukan pencegahan HIV/AIDS pada remaja di lingkungan sekolah. Tetapi, terdapat faktor lain yang menyebabkan guru tidak melakukan perannya yaitu kepercayaan diri dan keahlian dalam penyampaian materi.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak ada hubungan pengetahuan dengan peran guru dalam pencegahan HIV/AIDS dan tidak ada hubungan sikap dengan peran guru dalam pencegahan HIV/AIDS. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan pada guru dalam melakukan pencegahan HIV/AIDS dengan memberikap pelatihan tentang mengajar HIV/AIDS pada siswa sehingga guru dapat memiliki kepercayaan diri dalam menjalankan perannya. | en_US |