Show simple item record

dc.contributor.advisorLestari, Endah Kurnia
dc.contributor.advisorWibisono, Sunlip
dc.contributor.authorAini, Safira Dini Nur
dc.date.accessioned2020-04-12T09:10:36Z
dc.date.available2020-04-12T09:10:36Z
dc.date.issued2019-05-28
dc.identifier.nim150810101187
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97976
dc.description.abstractSetiap proses pembangunan memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Indonesia mulai memasuki era baru setelah dilaksanakannya kebijakan otonomi daerah. kebijakan otonomi daerah sendiri merupakan salahsatu usaha pemerintah untuk melakukan pembangunan yang lebih intensif di daerah-daerah. Kebijakan otonomi daerah ini dibarengi dengan desentralisasi fiskal memiliki tujuan untuk meningkatkan kemandirian keuangan yang ada di daerah. Indonesia merupakan negara berkembang dimana didalamnya masih berisi dengan pembangunan perekonomian. Oleh sebab itu, dengan adanya kebijakan otonomi daerah pemerintah pusat memberikan tanggung jawab kepada pemerintah daerah untuk mengelola daerahnya guna keperluan pembangunannya. Keberhasilan kebijakan desentralisasi fiskal dapat di indikasikan melalui tingkat kemandirian keuangan daerah yang ditunjukkan pelalui peningkatan perolehan PAD. Sedangkan kinerja pengelolaan keuangan daerah menjadi salah satu faktor peningkatan perolehan PAD, pengukuran kinerja tersebut dapat berupa rasio keuangan keuangan yang diperoleh dari laporan pertanggungjawaban daerah dalam perhitungan APBD. Indeks Kinerja Pajak dan Retribusi Daerah sertarasio kemandirian daerah menjadi indikator baik tidaknya kinerja pengelolaan keuangan daerah (Mardiasmo, 2002). Penelitian ini merupakan penelitian explanatory reseach yang menjelaskan hubungan antar variabel dependen dan independen. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian adalah di 21 Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur selama periode 2012-2017. Adapun sumber data diperoleh dari DJPK, BPS NTT, RPJMD NTT, buku literature, jurnal penelitian terdahulu dan sumber-sumber lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel dependen Rasio PAD dan Rasio Dana Perimbangan dengan variabel independen yaitu Pertumbuhan Ekonomi. Serta, seberapa besar pengaruh antara variabel dependen Rasio PAD, Rasio Dana Perimbangan dan Tingkat Pegangguran Terbuka dengan variabel independen yaitu Kemiskinan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data skunder yaitu berupa data panel dengan menggunakan alat analisis Eviews 9. Data panel adalah data gabungan dari data time series dan data cross section. Dimana penelitian ini menggunakan metode Fixed Effect Model. Uji statistik yang digunakan adalah pengujian parsial(Uji-t), pengujian Simultan (Uji F) dan koefisien determinasi (R2). Adapun uji asumsi klasik menggunakan uji multikolinearitas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Hasil penelitian pada persamaan pertama menunjukkan bahwa Rasio PAD dengan nilai probability 0.0000 lebih kecil dari tingkat signifikasi 0,05 dengan nilai koefisien 13306.72 artinya setiap kenaikan 1% rasio PAD akan menambah pertumbuhan ekonomi sebesar Rp. 1 717.28 miliar. Rasio Dana Perimbangan memiliki nilai probability sebesar 0.4833 lebih besar dari tingkat signifikasi 0.05 dengan nilai koefisien 793.5997 artinya rasio Dana Perimbangan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan hasil penelitian pada persamaan kedua menunjukkan bahwa rasio PAD dengan nilai probability 0.0886 lebih besar dari tingkat signifikasi 0.05 dengan nilai koefisien -15.27696 artinya setiap kenaikan 1% rasio PAD tidak berpengaruh terhadap persentase penduduk miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rasio Dana Perimbangan memiliki nilai probability sebesar -19.78049 lebih kecil dari tingkat signifikasi 0.05 dengan nilai koefisien -19.78049 artinya setiap kenaikan 1% rasio Dana Perimbangan akan mengurangi persentase penduduk miskin sebesar -19,78 % per tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tingkat Pengangguran Terbuka memiliki nilai probability 0.0052 lebih kecil dari tingkat signifikasi 0.05 dengan nilai koefisien 0.224331 artinya setiap kenaikan 1% Tingkat Pengangguran Terbuka akan menambah persentase penduduk miskin 0.22% per tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio Pendapatan Asli Daerah dan rasio dana perimbangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2012-2017. Serta rasio Pendapatan Asli Daerah berpengaruh tidak signifikan terhadap Kemiskinan. Rasio dana dan tingkat pengangguran terbuka berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Povinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2012-2017.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherDevelopment Economics Departemen, Faculty of Economics, University of Jemberen_US
dc.subjectPendapatan Asli Daerahen_US
dc.subjectPertumbuhan Ekonomien_US
dc.subjectKemiskinanen_US
dc.subjectWilayahen_US
dc.titlePengaruh Rasio PAD dan Rasio Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Kabupaten / Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timuren_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record