dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara ke empat dengan penduduk terbesar di dunia, namun dalam arah sasaran pembangunan Indonesia dan pertumbuhan ekonomi ternyata belum dapat mengimbangi laju penduduk ataupun peningkatan populasi penduduk. Tingginya jumlah penduduk Indonesia disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan penduduk di masing-masing daerah. Struktur penduduk Indoneia sedang mengalami perubahan/pergeseran dari muda menuju dewasa muda. Hal ini ditandai dengan menurunnya proporsi penduduk usia dibawah 15 tahun dan sebaliknya terjadi peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) secara perlahan, sedangkan penduduk usai produktif (15-64 tahun) meningkat cukup pesat. Pada tahun 2000 proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia sebesar 64,6 persen dan diperkirakan meningkat menjadi 68,6 persen pada tahun 2010, kemudia naik lagi kira-kira 69,1 persen pada tahun 2015. Kondisi struktur penduduk seperti ini mengjhasilkan angka rasio ketergantungan semakin rendah. Penurunan dependency ratio pada tingkat yang paling rendah diperkirakan terjadi antara tahun 2016-2017 yang dalam istilah demografi disebut dengan jendela kesempatan. Pada kondisi ini kependudukan seperti ini, Negara/daerah dapat memanfaatkan penduduk usia produktif untuk meningkatkan kondisi ekonomi (BPS 2005).
Sebaran geografis dari proporsi penduduk usia produktif yang tinggi ada di beberapa provinsi, salah satunya diantaranya Jawa Timur. Pada tahun 2010 presentase penduduk usia produktif di provinsi ini mencapai lebih besar dari 70 persen (BPS 2005). Tingginya proporsi penduduk usia produktif yang tinggi tersebut juga sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pula. Data estimasi laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur pada tahun 2010 sebesar 3,15 persen (Bappenas, 2009), lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah 3,04 persen yang memilikimpresentase penduduk usia produktif lebih rendah 67,8 persen, daripada Jawa Timur 72,0 persen (BPS, 2010).
Studi ini meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rasio ketergantungandi Jawa Timur tahun 2010-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta browsing website internet sebagai pendukung. Sedangkan metode
yang digunakan adalah metode analisis regresi data panel dengan bantuan software Eviews-9. Hasil dari penelitian ini adalah variabel angka harapan hidup memiliki koefisien sebesar -0.168689 dan berpengaruh signifikan terhadap rasio ketergantungan. Artinya apabila terjadi peningkatan pada variabel angka harapan hidup sebesar satu persen, maka akan terjadi terjadi penurunan dependency rtio sebesar -0,16 persen dengan asumsi variabel lain dianggab konstan. Variabel Pendidikan memiliki koefisien sebesar -0.038127 dan berpengaruh signifikan terhadap rasio ketergantungan. Artinya apabila jika tingkat pendidikan naik sebesar 1 persen maka akan terjadi penurunan dependency ratio sebesar -0.03 persen dengan asumsi variabel lain dianggab konstan. Variabel Proporsi Wanita Kawin yang sedang menggunakan KB memiliki koefisien sebesar -0.028293 dan berpengaruh signifikan terhadap rasio ketergantungan. Artinya jika proporsi wanita kawin yang sedang menggunakan alat/KB naik 1 persen maka akan terjadi penurunan dependency ratio sebesar -0.02 persen dengan asumsi variabel lain dianggab konstan. | en_US |