Show simple item record

dc.contributor.advisorABDILLAH, Achlish
dc.contributor.authorRAHMAWATI, Gusti Ayu
dc.date.accessioned2020-04-07T04:08:52Z
dc.date.available2020-04-07T04:08:52Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97875
dc.description.abstractTuberkulosis paru salah satu peyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis paru aktif ketika mengeluarkan organisme. Individu yang rentan menghirup droplet menjadi terinfeksi, kemudian bakteria ditransmisikan ke alveoli dan memperbanyak diri, Apabila tidak segara ditangani maka akan mengakibatkan komplikasi sehingga individu kesulitan bernapas, mengakibatkan timbulnya sianosis, kelelahan, apatis serta merasa lemah. Maka dampak yang akan ditimbulkan pada Tuberkulosis paru yaitu luasnya kerusakan parenkim paru bila sesak nafas tidak segera ditangani sehingga terjadi perlengketan jalan napas, masalah keperawatan yang muncul akibat sesak salah satunya ketidakefektifan pola napas yaitu inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang adekuat. Jawa Timur penderita Tuberkulosis paru semua tipe untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada tahun 2017 sejumlah 48.323 kasus. Metode yang dilakukan pada penyusunan laporan tugas akhir ini adalah metode laporan kasus ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan Tuberkulosis. Ketidak efektifan pola napas pada pasien Tuberkulosis paru di ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang tahun 2019 yaitu dengan menggunakan 2 partisipan yang memenuhi kriteria. Serta dengan pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi. Intervensi yang diberian kepada kedua pasien yaitu dengan memberian posisi semi flower, menejemen jalan napas (napas dalam), serta memberian terapi inhalasi sederhana dengan menggunakan daun mint. Hasil yang di dapatkan penulis setelah melakukan asuhan keperawatan pada dua pasien, kedua pasien memiliki perubahan dalam bernapas, peningkatan diameter anterior-posterior, napas cuping hidung, ortopnea, fase expirasi memanjang, pernapasan bibir mecucu, takepnea, penggunaan otot aksesoris, untuk bernapas. Pasien 1 dan pasien 2 mendapatkan intervensi: manajemen jalan napas, pemantauan pernapasan, bantuan ventilasi, pemantauan TTV. Dari hasil teresbut perawat dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu memberikan proses meggunakan perawat dan bagi peneliti selanjutnya diharapkanmampu memberikan proses asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis paru dengan masalah keperwatan ketidakefektifan pola napas dengan tepat antara lain: memberikan posisi semi fowler, menejemen jalan napas (napas dalam), serta memberian terapi inhalasi sederhana dengan menggunakan daun mint dengan tepat, sehingga dari terapi yang diberikan menunjukkan hasil yang lebih optimal.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries162303101053;
dc.subjectAsuhan keperawatanen_US
dc.subjectketidakefektifan pola napasen_US
dc.subjectTuberkulosis paruen_US
dc.subjectterapi inhalasi sederhana dengan daun minten_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Tuberkulosis Paru Pada TN. T dan TN. S Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pola Nafas di Ruang Melati Rsud Dr. Haryotolumajang Tahun 2019en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record